Jumat, 18 Januari 2013

ADMINISTRASI GURU SANGAT BERPENGARUH TERHADAP LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM RANGKA PEMBENTUKAN PESERTA DIDIK YANG BERKARAKTER



ADMINISTRASI GURU SANGAT BERPENGARUH
TERHADAP LINGKUNGAN PENDIDIKAN
DALAM RANGKA PEMBENTUKAN PESERTA DIDIK YANG BERKARAKTER

MAKALAH
Disusun Untuk  Memenuhi Tugas Individu Semester VG
Program Strata Satu ( S-1 ) Fakultas Tarbiyah
Mata Kuliah Administrasi Pendidikan
Dosen
Sobari Waluyo Sejati, S. Pd, M. Pd



                                                                                                                                                                                                                                               
                                                                                                                       
 


Oleh:

MUHAMMAD SODIK
NIM. 2104070

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA

( STAINU ) KEBUMEN
 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT.Atas segala karunia yang diberikan,Alhamdulillah akhirnya makalah ini Hadits Tarbawi yang berjudul “ADMINISTRASI GURU SANGAT BERPENGARUH  TERHADAP LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM RANGKA PEMBENTUKAN PESERTA DIDIK YANG BERKARAKTER ” sebagai tugas tersetruktur dapat terselesaikan tanpa suatu halangan apapun.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Sobari Waluyo Sejati, S. Pd, M. Pd .selaku dosen pengampu mata kuliah “Administrasi Pendidikan” atas segala bimbingan dan arahan yang telah diberikan,serta tak lupa pula kepada teman teman mahasiswa kelas G Semester V (lima) Prodi PAI atas kerja sama yang telah diberikan,dan semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
            Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna,maka dari itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun,sebagai bahan masukan dalam penyusunan makalah dan tugas tugas kami selanjutnya.
            Harapan kami,semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita bersama.Amin ya Robbal ‘Alamin.

                                                                                                Kebumen,………………2012

                                                                                                               Penyusun








DAFTAR ISI



HALAMN JUDUL

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

a.       Latar Belakang……………………………………………………….
4
b.      Rumusan Masalah…………………………………………………....
4
BAB II PEMBAHASAN

a.       Pengertian Administrasi Pendidikan ……………………..................
5
b.      Pengaruh Administrasi terhadap lingkungan pendidikan…………....
7
c.       Konsep konsep hubungan sekolah-masyarakat………………………
10
d.      Prinsip-prinsip program hubungan sekolah-masyarakat……………..
11
e.       Administrasi guru dalam mengintegrasikan pendidikan karakter…...
12
BAB III PENUTUP

a.       Kesimpulan………………………………………………………...
14
b.      Saran……………………………………………………………….
14
DAFTAR PUSTAKA

















BAB 1
PENDAHULUAN


A.           Latar Belakang
Tiap-tiap bentuk usaha besar atau kecil, memerlukan cara-cara pengaturan dan penyelenggaraan yang efektif dan efisien agar tercapai hasil yang maksimal. Segala sumber daya yang digunakan harus diatur penggunaannya, sehingga tidak terjadi pemborosan yang berarti, dalam rangka mencapai tujuan atau keuntungan yang dinginkan untuk diperoleh. Inilah yang menjadi titik perhatian ilmu administrasi. Secara etimologis, administrasi berarti penyelenggaraan, pengaturan atau pengurusan. Dalam pengertian sempit, administrasi biasanya dimaksudkan orang dengan pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan surat menyurat yang lazim terdapat di kantor-kantor. Misalnya : menulis atau mengetik surat, tabel, daftar mengagendakan, mengirimkan atau mengekspedisikan, mengarsipkan atau mendokumentasikannya.

B.            Rumusan Masalah
a.            Apa pengerian administrasi pendidikan?
b.           Bagaimana pengaruh administrasi terhadap lingkungan pendidikan
c.            Apa saja konsep-konsep yang dilakukan oleh sekolah-masyarakat?
d.           Bagaiman prinsip-prinsip program hubungan sekolah-masyarakat?
e.            Bagaimana administrasi guru dalam mengintegrasikan pendidikan karakter?





BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Administrasi Pendidikan
Untuk dapat memhami administrasi pendidikan secara keseluruhan, maka perlu terlebih dahulu membahas titik awal pengertian tersebut, yaitu Admistrasi. Pengertian dasar tentang administrasi itu akan merupakan tumpuhan pemahaman administrasi pendidikan seutuhnya. Secara sederha administrasi ini berasal dari kata latin ”ad ” dan “ ministro”. Ad mempunyai arti “kepada”dan ministro berati ” melayani”. Secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayan atau pengabdian terhadap subjek tertentu. Memang zaman dulu administrasi dikenakan kepada pekerjaan yang berkaitan dengan pengabdian atau pelayanan kepada raja atau mentri-mentri dalam tugas mengelola pemerintahannya[1].
Kini administrasi itu  telah mengalami perkembangan yang peset sehingga administrasi mempuan pengertian atau konotasi yang luas secara gasir besarnya pengertian itu antara lain sebagai berikut:
-           mempunyai pengertian sama dengan manajemen
-           menyuruh orang agar pekerja secara produktif
-           memanfatkan manusia, material, uang, metode secara terpadu
-           memncapai suatu tujuan melalui orang lain
-           fungsi eksekutif pemerintahan

Bahkan banyak orang yang beranggapan bahwa administrasi itu sama dengan pekerjaan juru tulis, klerek, tata usaha, kerja kantor, atau pekerjaan yang bersangkut paut dengan tulis menulis. Yang dimaksudkan dengan administrasi disini tentu saja bukan pengertian yang terakhir itu. Administrasi adalah upaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan memnfaatkan orang-orang dalam pola kerja sama. Efektif dalam arti hasil yang dicapai upaya itu sama dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efesien berhubung dengan penggunaan sumber dana, daya dan waktu yang ekonomis. Selain manusia dan tujuan. Administrasi sangat memperdulikan keadaan sumber. Sumber adalah segala hal yang membantu tercapainya tujuan baik berupa tenaga, material, uang, ataupun waktu. Sumber yang langka cenderung menggagalkan tercapainya tujuan. Sedangkan sumber yang berlimpah cenderung kepada pemborosan dan bahkan penyimpangan dari tujuan yang telah disepakati.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa pada dasarnya yang menjadi perhatian administrasi adalah tujuan, manusia, sumber, dan juga waktu. Kalau keempat unsure tersebut digabungkan dan dilihat dari bentuk dan perilakunya, maka akan menampakan dirinya sebagai suatu satuan sosial tertentu, yang sering disebut organisai. Dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa administrasi itu adalah subsistem dari organisasi itu sendiri yang unsure-unsurnya terdiri dari unsure organisasi yaitu tujuan, orang-orang, sumber, dan waktu.

Secara umum dapat dinyatakan bahwa organisasi itu adalah sitem kerja sama antar dua orang autau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Gabungan orang yang bekerja sama itu didorong oleh kesadaran manusia bahwa kebutuhan seseorang itu mudah dipenuhi bila di punya bersama orang lain. Karena kekurangan kemampuan, waktu, daya than dan bahan-bahan manusia menjadi sadar bahwa harapan dan kebutuhannya itu perlu bantuan orang lain. Orang-orang itu kemudian bergabung, menetapkan tujuan bersama menyepakati bentuk kegiatan dan upaya mencapai tujuan, dan terbentuklah organisasi.
B.            Pengaruh Administrasi terhadap lingkungan pendidikan
Secara singkat, administrasi pendidikan disekolah bertujuan menciptakan situasi yang memungkinkan anak mempunyai pengetahuan dasar yang kuat untuk melanjutkan pelajaran, mempunyai kecakapan dan ketrampilan khusus untuk dapat untuk hidup sendiri dan dalam masyarakat, serta mempunyai sikap hidup sebagai manusia pancasila dengan pengabdian untuk pembangunan masyarakat Indonesia[2].
Tampak jelas, bahwa Indonesia sekarang terus berusaha meningkatkan adanya sekolah-sekolah progresif community oriented (berorientasi pada masyarakat modern), tidak lagi berpusat pada pengetahuan semata, melainkan berpusat pada kebutuhan hidup (life centered), yaitu sebagai mahluk tuhan, mahluk sosial dan mahluk perseorangan.
Adapun tugas administrasi, tepatnya administrasi pendidikan, mengupayakan agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Secara agak rinci dan kewajiban administrasi sehubungan dengan tujuan pendidikan ini dapat dikemukakan sebagai berikut[3]:
1.           Berusaha agar tujuan pendidikan tampil secara formal dalam pandangan masyarakat dan lembaga-lembaga lainya dengan jalam merumuskan, menyeleksi, menjabarkan dan menetapkan, tujuan pendidikan yang akan dicapai sesuai dengan lembaga atau organisai pendidikan yang bersngkutan secara formal.
2.           Menyebarluaskan pendidikan kepada masyarakat  dan berusaha menanamkan tujuan pendidikan itu kepada anggota lembaga dan masyarakat, sehingga tujuan pendidikan tersebut menjadi kebutuhan dan pendorong kerja para anggota lembaga.
Terkait dengan pengaruh administrasi terhadap lingkungan pendidikan maka dalakukan komikasi dengan berbagai lembaga atau masyarakat, hal ini bisa secara intern yaitu didalam organisasi sekolah itu sendiri. Juga bisa ekstern, artinya antara sekolah dengan pihak lain (ke luar) masyarakat lembaga/instansi yang lain. Didalam pengertian diatas terlihat adanya berbagi unsure antara lain:
a.       Komunikator, yaitu orang yang menyamapaikan sesuatu kepada orang lain (juga sebagai sumber berita)
b.      Apa yang disampaikan (isi/informasi).
c.       Alat, medis yang digunakan (dapat berupa kat-kata bunyi, laporan dan sebagainya)
d.      Tujuan penyampaian (dapat perintah, pemberitahuan laporan dan sebagainya)
e.       Orang yang menerima informasi (komunikasi)
f.       Response/jawaba yang diberikan oleh sipenerima[4].
Dalam dunia pendidikan dikenal dua macam hubungan (komunikasi):
a.       Komunikasi dalam penyelenggaraan program pendidikan (intern) dengan masyarakat sekolah.
Dalam hal ini administrasi sekolah/pendidikan hendaklah membina para guru dan murid untuk:
1.        Belajar membaca secara konperhensip, diskriminatif dan kritis.
2.        Belajar mendengarkan secara tepat dan kritis, menilai dan mempertimbangkan gagasan-gagasan yang didengarnya, sehingga tidak hanyut/terbenam dalam arus propaganda.
3.        Sanggup mengekspresikan dalam berbicara yang jelas, lancer dan efektif.
4.        Sanggup mengemukakan pendapatnya/gagasannya dalam bentuknya tertu;is sehingga orang lain dapat membaca dan mengerti.
5.        Sanggup mengadakan penilaian secara kritis terhadapa apa yang dilihatnya[5].
Kesemuanya ini merupakan komuikasi intern bahkan sifatnya lebih subjektif. Namun hal ini perlu adanya motivasi dan stimulasi secara kontinu dari administrasi pendidikan.
b.    Komukasi dengan masyarakat diluar sekolah
Adalah merupakan sesuatu kenyataan bahwa, sekolah tidak merupakan sesuatau yang berdiri sendiri terpiasah dari dunia luara, melainkan berda dalam suatu system masyarakat yang telah tetap. Kehadiran sekolah berlandaskan kemampuan baik Negara dan masyarakat yang mendukungnya. Oleh karena itu orang-orang yang bekerja disekolah mau tidak mau harus bekerjasama dengan masyarakat. Masyarakat disini dapat berwujud orang tua murid, badan-badan, organisasi-orgaisasi, baik negri maupun swasta.salah satu alas an mengapa sekolah perlu dukungan dari masyarakata tempat sekolah itu berada ialah karena sekolah harus dibiayai. Tugas sekolah disini ialah bagaiamana menumbuhkan rasa ikut memiliki (senseaf belonging) dan rasa ikut bertangung jawab (senseresponsibilitai) masyarakat terhadap sekolah. Dalam hal ini perhimpunan administrator sekolah diamerika serikat ( the American association of school administrators) telah mengumpulkan bebrapa indicator (petunjuk) tentukan tentang hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu bahwa para kepala sekolah harus memahami.
1.      Unsur-unsur penting pada anggota masyarakat lingkungan sekolah, kesetiaan, kepatuhan dan perasaan terikat yang ada pada masyarakat, cara-cara beraksi, menangani idea baru.
2.      Tradisi dan adat istiadat
3.      Organisasi anggota masyarakat
4.      Kepemimpinan/struktur kekuatan yang terdapat dalam masyarakat
5.      Situasi fisik masyarakat, cirri cirri pengelompokan formulir dan hubungan cirri-ciri populasi.
Jika para kepala sekolah memproleh keterangan-keterangan tersebut diatas, berate ai mendapat informasi yang diperlukan untuk mengembangkan hubungan yang sehat dan sukses antara sekolah dengan masyarakat.
C.           Konsep konsep hubungan sekolah-masyarakat
Menurut ameteambun dalam bukunya guru dalam administrasi sekolah pembangunan “konsepsi hubungan sekolah-masyarakat” adalah sebagai berkut[6]:
1.            Konsep “menunggu” sekolah hanya menunggu dan mengharapkan perhatian dan bantuan dari masyarakat
2.            Konsep preventif kegiatan kegiatan sekolah hanyalah mencegah hala-hal yang tak diinginkan oleh masyarakat
3.            Konsep tanda bahaya kegiatan-kegiatan hubungan sekolah masyarakat terjadi pula ada bahaya misalnya kebakaran, runtuh dan sebagainya. Sehingga sekolah memerulkan bantuan/kontak dengan masyarakat.
4.            Konsep pemeran sekolah hanya sekedar memmerkan kegiannya kepada masyarakat, tentu saja hal-hal yang dipamerkan “show” hanyalah hal-hal yang telah diseleksi/yang baik-baik saja. Sehingga tidak mencerminkan “oroginalitas” atau asli dari keseluruhan protam sekolah tersebut.
5.            Konsep prestise kegiatan-kegiatan sekolah sebagai alat untuk menonjolkan kariernya. Biasanya hal ini cenderung untuk mencari popularitas dan semata-mata mengejar prestise bukan prestasi. Yang biasanya disertai dengan perhitungan-perhitungan keuntungan-keuntungan individualitas pribadi
6.            Konsep penership hubungan dapat diinterpretasikan sebagai hubungan proses timbale balik. Dimana kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan masyarakat juga menadi kebutuhan dan keingina sekolah. Terutama dalam kegiatan kurikuler.
7.         Konsep “social lidership” sekolah sebagai lembaga pendidikan utama masyarakat, harus adapat diharpan dapat membina kepemimpinan dengan pihak yang erat hubungannya dengan problema sosial
Untuk mengetahui sukses gagalnya suatu kegiatan maka perlu diketahui terlebih dahulu apakah tujuan kegiatan tersebut.dalam hal ini Bent dan Kronenberg mengemukakan tiga hal tujuan utama hubungan sekolah masyarakat yaitu:
a.       To prevenet misunderstanding
(untuk mencegah kesalahfahaman antara sekolah dengan masyarakat)
b.      To scure financial support
(untuk memperoleh sumbangan-sumbangan finansiil dan material dari masyarakat).
c.       To scure coppration inpalicy making
(untuk menjalin kerjasama dalam pembuatan kebijaksanaan-kebijaksanaan)
D.           Prinsip-prinsip program hubungan sekolah-masyarakat
Jika suatu kegiatan telah diketahui dan ditentukan tujuannya, maka suatu langkah/tindak lanjutnya adalah menyusun sustu program kerja.
Sehubungan dengan hal tersebut ametembun merumuskan program hubungan sekolah-masyarakat yaitu:
1.      Perencanaan hubungan sekolah-masyarakat haruslah integral dengan program pendidikan yang bersangkutan
2.      Setiap pejabat/petugas sekolah terutama para guru haruslah mengangga dirinya adalah petugas hubungan masyarakat (public relation officer)
3.      Program hubungan sekolah-masyarakat didasarkan atas kerja sama bukanlah sepihak (one way) tetapi adanya timbale balik (two way) prosesnya.
E.            Administrasi guru dalam mengintegrasikan pendidikan karakter
Pendidikan karakter sebagaimana dimaksud, disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik/buruk, memelihara apayang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Atas dasar itu, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, namun lebih dari itu, yaitu dengan melakukan serangkaian belajar mengajar melalui pembiasaan (habituasi) dalam kehidupan, seperti leligius, jujur, disiplin, toleran,kerja keras, cinta damai, tanggung jawab, dan lain sebagainya[7].
Pembiasaan itu tidak hanyamengajarkan (aspek kognitif) mana yang benar dan mana yang salah, tetapi juga mampu merasakan (aspek efektif) nilai yang baik dan tidak baik serta besedia melakukannya (aspek psikomotorik) dari lingkungan terkecil, seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas dimasyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu ditumbuh kembangkan dalam diri peserta didik secara terintegrasi dalam setiap mata pelajaran yang disampaiakn guru disekolah, yang pada akhirnya akan menjadi pencerminan kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu sekolah memiliki peranan yang besra sebagai pusat pembudayaan melalui pengembangan budaya sekolah (school culture) diman setiap setiap sekolah memilih pendisiplinan dan pembiasaan mengenai karakter yang akan dibentuk melalui bimbingan dan suri teladan yang dilakukan oleh para pemimpin dan pendidik lembaga pendidikan tersebut. Dengan kata lain pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek pengetahuan yang baik (good knowing), tetapi juga merasakan dengan baik atau (good feeling), dan perilaku yang baik (good attitude).
1.      Tujuan dan funsi pendidikan karakter
Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotic berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dijiwai oleh iman dan takwa kepada tuhan yang maha esa berdasarkan pancasila. Pendidikan karakter berfungsi:
a.       Mengembangkan potensi dasar agar berhenti baik, berfikir baik, dan berperilaku baik
b.      Memperkuata dan membangun perilaku bangsa yang multikultur
c.       Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
2.      Nilai-nilai pembentuka karakter
Sesungguhnya, selama ini satuan pendidikan telah mengembangkan dan melaksanakan pendidikan karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing[8]. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang selanjtunya, dalam pelaksanaanya diperkuat dengan delapan belas nilai hasil kajian empiric pusat kurikulum, yaitu:religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Delapan belas tersebut telah teridentifikasi dan bersumber dari nilai-nilai agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional.

BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Secara sederha administrasi ini berasal dari kata latin ”ad ” dan “ ministro”. Ad mempunyai arti “kepada”dan ministro berati ” melayani”. Secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayan atau pengabdian terhadap subjek tertentu. Memang zaman dulu administrasi dikenakan kepada pekerjaan yang berkaitan dengan pengabdian atau pelayanan kepada raja atau mentri-mentri dalam tugas mengelola pemerintahannya
b.      Saran
Dengan selesainya makalah ini tentunya masih banyak yang kurang dalam makalah ini maka dari itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari Bapak dosen yang membawakan mata kuliah ini.












DAFTAR PUSTAKA

….Daryanto. Administrasi Pendidikan.jakarta: Rineka Cipta, 2008.
….Ngainun Naim, Menjadi guru inspiratif, Yogyakarta: pustaka pelajar,2009.
….Rahmat Raharjo, Pengembangan dan inovasi kurikulum, Yogyakarta: baituna publishing, 2012.







[1] Drs.H.M.Daryanto. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Hal 1
[2] Ngainun Naim, menjadi guru inspiratif, Yogyakarta:pustaka pelajar,2009.Hal 16
[3] Ibid.hal 23
[4] Drs.H.M.Daryanto. Administrasi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta,2008.Hal 69
[5] Ibid.hal 71
[6] Ibid.hal 72
[7] Dr.H.Rahmat Raharjo, M.Ag, pengembangan dan inovasi kurikulum, Yogyakarta: baituna publishing, 2012. Hal 85
[8] Dr.H.Rahmat Raharjo,M.Ag,pengembangan dan inovasi kurikulum, Yogyakarta: baituna publishing, 2012.Hal 85

Tidak ada komentar:

Posting Komentar