ADMINISTRASI GURU SANGAT BERPENGARUH
TERHADAP LINGKUNGAN PENDIDIKAN
DALAM RANGKA PEMBENTUKAN PESERTA DIDIK YANG
BERKARAKTER
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Individu Semester VG
Program Strata Satu ( S-1 ) Fakultas Tarbiyah
Mata
Kuliah Administrasi Pendidikan
Dosen
Sobari
Waluyo Sejati, S. Pd, M. Pd
Oleh:
MUHAMMAD SODIK
NIM. 2104070
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
( STAINU ) KEBUMEN
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT.Atas segala karunia yang
diberikan,Alhamdulillah akhirnya makalah ini Hadits Tarbawi yang berjudul
“ADMINISTRASI GURU SANGAT BERPENGARUH TERHADAP
LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM RANGKA PEMBENTUKAN PESERTA DIDIK YANG BERKARAKTER ”
sebagai tugas tersetruktur dapat terselesaikan tanpa suatu halangan apapun.
Ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Sobari Waluyo Sejati, S.
Pd, M. Pd .selaku
dosen pengampu mata kuliah “Administrasi Pendidikan” atas
segala bimbingan dan arahan yang telah diberikan,serta tak lupa pula kepada
teman teman mahasiswa kelas G Semester V (lima) Prodi PAI atas kerja sama yang
telah diberikan,dan semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
Kami menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna,maka dari itu kami sangat mengharap kritik dan
saran yang membangun,sebagai bahan masukan dalam penyusunan makalah dan tugas
tugas kami selanjutnya.
Harapan
kami,semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita bersama.Amin ya Robbal
‘Alamin.
Kebumen,………………2012
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMN
JUDUL
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
|
|
DAFTAR
ISI
|
|
BAB
I PENDAHULUAN
|
|
a.
Latar
Belakang……………………………………………………….
|
4
|
b.
Rumusan
Masalah…………………………………………………....
|
4
|
BAB
II PEMBAHASAN
|
|
a.
Pengertian
Administrasi Pendidikan ……………………..................
|
5
|
b.
Pengaruh
Administrasi terhadap lingkungan pendidikan…………....
|
7
|
c.
Konsep
konsep hubungan sekolah-masyarakat………………………
|
10
|
d.
Prinsip-prinsip
program hubungan sekolah-masyarakat……………..
|
11
|
e.
Administrasi
guru dalam mengintegrasikan pendidikan karakter…...
|
12
|
BAB
III PENUTUP
|
|
a.
Kesimpulan………………………………………………………...
|
14
|
b.
Saran……………………………………………………………….
|
14
|
DAFTAR
PUSTAKA
|
|
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tiap-tiap bentuk usaha besar atau kecil,
memerlukan cara-cara pengaturan dan penyelenggaraan yang efektif dan efisien
agar tercapai hasil yang maksimal. Segala sumber daya yang digunakan harus
diatur penggunaannya, sehingga tidak terjadi pemborosan yang berarti, dalam
rangka mencapai tujuan atau keuntungan yang dinginkan untuk diperoleh. Inilah
yang menjadi titik perhatian ilmu administrasi. Secara etimologis, administrasi
berarti penyelenggaraan, pengaturan atau pengurusan. Dalam pengertian sempit,
administrasi biasanya dimaksudkan orang dengan pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan surat menyurat yang lazim terdapat di kantor-kantor. Misalnya
: menulis atau mengetik surat, tabel, daftar mengagendakan, mengirimkan atau
mengekspedisikan, mengarsipkan atau mendokumentasikannya.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa
pengerian administrasi pendidikan?
b.
Bagaimana
pengaruh administrasi terhadap lingkungan pendidikan
c.
Apa
saja konsep-konsep yang dilakukan oleh sekolah-masyarakat?
d.
Bagaiman
prinsip-prinsip program hubungan sekolah-masyarakat?
e.
Bagaimana
administrasi guru dalam mengintegrasikan pendidikan karakter?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Administrasi Pendidikan
Untuk dapat
memhami administrasi pendidikan secara keseluruhan, maka perlu terlebih dahulu
membahas titik awal pengertian tersebut, yaitu Admistrasi. Pengertian
dasar tentang administrasi itu akan merupakan tumpuhan pemahaman administrasi
pendidikan seutuhnya. Secara sederha administrasi ini berasal dari kata latin ”ad
” dan “ ministro”. Ad mempunyai arti “kepada”dan ministro berati ”
melayani”. Secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan
pelayan atau pengabdian terhadap subjek tertentu. Memang zaman dulu
administrasi dikenakan kepada pekerjaan yang berkaitan dengan pengabdian atau
pelayanan kepada raja atau mentri-mentri dalam tugas mengelola pemerintahannya[1].
Kini
administrasi itu telah mengalami
perkembangan yang peset sehingga administrasi mempuan pengertian atau konotasi
yang luas secara gasir besarnya pengertian itu antara lain sebagai berikut:
- mempunyai
pengertian sama dengan manajemen
- menyuruh orang
agar pekerja secara produktif
- memanfatkan
manusia, material, uang, metode secara terpadu
- memncapai suatu
tujuan melalui orang lain
- fungsi eksekutif
pemerintahan
Bahkan banyak
orang yang beranggapan bahwa administrasi itu sama dengan pekerjaan juru tulis,
klerek, tata usaha, kerja kantor, atau pekerjaan yang bersangkut paut dengan
tulis menulis. Yang dimaksudkan dengan administrasi disini tentu saja bukan
pengertian yang terakhir itu. Administrasi adalah upaya mencapai tujuan secara
efektif dan efisien dengan memnfaatkan orang-orang dalam pola kerja sama.
Efektif dalam arti hasil yang dicapai upaya itu sama dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan efesien berhubung dengan penggunaan sumber dana, daya dan
waktu yang ekonomis. Selain manusia dan tujuan. Administrasi sangat memperdulikan
keadaan sumber. Sumber adalah segala hal yang membantu tercapainya tujuan baik
berupa tenaga, material, uang, ataupun waktu. Sumber yang langka cenderung
menggagalkan tercapainya tujuan. Sedangkan sumber yang berlimpah cenderung
kepada pemborosan dan bahkan penyimpangan dari tujuan yang telah disepakati.
Berdasarkan
uraian tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa pada dasarnya yang menjadi
perhatian administrasi adalah tujuan, manusia, sumber, dan juga waktu. Kalau
keempat unsure tersebut digabungkan dan dilihat dari bentuk dan perilakunya,
maka akan menampakan dirinya sebagai suatu satuan sosial tertentu, yang sering
disebut organisai. Dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa administrasi itu
adalah subsistem dari organisasi itu sendiri yang unsure-unsurnya terdiri dari
unsure organisasi yaitu tujuan, orang-orang, sumber, dan waktu.
Secara umum
dapat dinyatakan bahwa organisasi itu adalah sitem kerja sama antar dua orang
autau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Gabungan orang
yang bekerja sama itu didorong oleh kesadaran manusia bahwa kebutuhan seseorang
itu mudah dipenuhi bila di punya bersama orang lain. Karena kekurangan
kemampuan, waktu, daya than dan bahan-bahan manusia menjadi sadar bahwa harapan
dan kebutuhannya itu perlu bantuan orang lain. Orang-orang itu kemudian
bergabung, menetapkan tujuan bersama menyepakati bentuk kegiatan dan upaya
mencapai tujuan, dan terbentuklah organisasi.
B.
Pengaruh Administrasi terhadap lingkungan pendidikan
Secara singkat, administrasi pendidikan disekolah bertujuan
menciptakan situasi yang memungkinkan anak mempunyai pengetahuan dasar yang
kuat untuk melanjutkan pelajaran, mempunyai kecakapan dan ketrampilan khusus
untuk dapat untuk hidup sendiri dan dalam masyarakat, serta mempunyai sikap
hidup sebagai manusia pancasila dengan pengabdian untuk pembangunan masyarakat
Indonesia[2].
Tampak jelas, bahwa Indonesia sekarang terus berusaha meningkatkan
adanya sekolah-sekolah progresif community oriented (berorientasi pada
masyarakat modern), tidak lagi berpusat pada pengetahuan semata, melainkan
berpusat pada kebutuhan hidup (life centered), yaitu sebagai mahluk
tuhan, mahluk sosial dan mahluk perseorangan.
Adapun tugas administrasi, tepatnya administrasi pendidikan,
mengupayakan agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Secara agak rinci dan
kewajiban administrasi sehubungan dengan tujuan pendidikan ini dapat
dikemukakan sebagai berikut[3]:
1.
Berusaha
agar tujuan pendidikan tampil secara formal dalam pandangan masyarakat dan
lembaga-lembaga lainya dengan jalam merumuskan, menyeleksi, menjabarkan dan
menetapkan, tujuan pendidikan yang akan dicapai sesuai dengan lembaga atau
organisai pendidikan yang bersngkutan secara formal.
2.
Menyebarluaskan
pendidikan kepada masyarakat dan
berusaha menanamkan tujuan pendidikan itu kepada anggota lembaga dan
masyarakat, sehingga tujuan pendidikan tersebut menjadi kebutuhan dan pendorong
kerja para anggota lembaga.
Terkait
dengan pengaruh administrasi terhadap lingkungan pendidikan maka dalakukan
komikasi dengan berbagai lembaga atau masyarakat, hal ini bisa secara intern
yaitu didalam organisasi sekolah itu sendiri. Juga bisa ekstern, artinya antara
sekolah dengan pihak lain (ke luar) masyarakat lembaga/instansi yang lain.
Didalam pengertian diatas terlihat adanya berbagi unsure antara lain:
a.
Komunikator,
yaitu orang yang menyamapaikan sesuatu kepada orang lain (juga sebagai sumber
berita)
b.
Apa
yang disampaikan (isi/informasi).
c.
Alat,
medis yang digunakan (dapat berupa kat-kata bunyi, laporan dan sebagainya)
d.
Tujuan
penyampaian (dapat perintah, pemberitahuan laporan dan sebagainya)
e.
Orang
yang menerima informasi (komunikasi)
Dalam dunia pendidikan dikenal dua macam hubungan (komunikasi):
a.
Komunikasi
dalam penyelenggaraan program pendidikan (intern) dengan masyarakat sekolah.
Dalam hal ini
administrasi sekolah/pendidikan hendaklah membina para guru dan murid untuk:
1.
Belajar
membaca secara konperhensip, diskriminatif dan kritis.
2.
Belajar
mendengarkan secara tepat dan kritis, menilai dan mempertimbangkan
gagasan-gagasan yang didengarnya, sehingga tidak hanyut/terbenam dalam arus
propaganda.
3.
Sanggup
mengekspresikan dalam berbicara yang jelas, lancer dan efektif.
4.
Sanggup
mengemukakan pendapatnya/gagasannya dalam bentuknya tertu;is sehingga orang
lain dapat membaca dan mengerti.
5.
Sanggup
mengadakan penilaian secara kritis terhadapa apa yang dilihatnya[5].
Kesemuanya ini merupakan komuikasi intern bahkan sifatnya lebih
subjektif. Namun hal ini perlu adanya motivasi dan stimulasi secara kontinu
dari administrasi pendidikan.
b.
Komukasi
dengan masyarakat diluar sekolah
Adalah merupakan sesuatu kenyataan bahwa, sekolah tidak merupakan
sesuatau yang berdiri sendiri terpiasah dari dunia luara, melainkan berda dalam
suatu system masyarakat yang telah tetap. Kehadiran sekolah berlandaskan
kemampuan baik Negara dan masyarakat yang mendukungnya. Oleh karena itu
orang-orang yang bekerja disekolah mau tidak mau harus bekerjasama dengan masyarakat.
Masyarakat disini dapat berwujud orang tua murid, badan-badan,
organisasi-orgaisasi, baik negri maupun swasta.salah satu alas an mengapa
sekolah perlu dukungan dari masyarakata tempat sekolah itu berada ialah karena
sekolah harus dibiayai. Tugas sekolah disini ialah bagaiamana menumbuhkan rasa
ikut memiliki (senseaf belonging) dan rasa ikut bertangung jawab (senseresponsibilitai)
masyarakat terhadap sekolah. Dalam hal ini perhimpunan administrator sekolah
diamerika serikat ( the American association of school administrators)
telah mengumpulkan bebrapa indicator (petunjuk) tentukan tentang hubungan
sekolah dengan masyarakat, yaitu bahwa para kepala sekolah harus memahami.
1.
Unsur-unsur
penting pada anggota masyarakat lingkungan sekolah, kesetiaan, kepatuhan dan
perasaan terikat yang ada pada masyarakat, cara-cara beraksi, menangani idea
baru.
2.
Tradisi
dan adat istiadat
3.
Organisasi
anggota masyarakat
4.
Kepemimpinan/struktur
kekuatan yang terdapat dalam masyarakat
5.
Situasi
fisik masyarakat, cirri cirri pengelompokan formulir dan hubungan cirri-ciri
populasi.
Jika
para kepala sekolah memproleh keterangan-keterangan tersebut diatas, berate ai
mendapat informasi yang diperlukan untuk mengembangkan hubungan yang sehat dan
sukses antara sekolah dengan masyarakat.
C.
Konsep konsep hubungan sekolah-masyarakat
Menurut ameteambun dalam bukunya guru dalam administrasi sekolah
pembangunan “konsepsi hubungan sekolah-masyarakat” adalah sebagai berkut[6]:
1.
Konsep
“menunggu” sekolah hanya menunggu dan mengharapkan perhatian dan bantuan dari
masyarakat
2.
Konsep
preventif kegiatan kegiatan sekolah hanyalah mencegah hala-hal yang tak
diinginkan oleh masyarakat
3.
Konsep
tanda bahaya kegiatan-kegiatan hubungan sekolah masyarakat terjadi pula ada bahaya
misalnya kebakaran, runtuh dan sebagainya. Sehingga sekolah memerulkan
bantuan/kontak dengan masyarakat.
4.
Konsep
pemeran sekolah hanya sekedar memmerkan kegiannya kepada masyarakat, tentu saja
hal-hal yang dipamerkan “show” hanyalah hal-hal yang telah
diseleksi/yang baik-baik saja. Sehingga tidak mencerminkan “oroginalitas” atau
asli dari keseluruhan protam sekolah tersebut.
5.
Konsep
prestise kegiatan-kegiatan sekolah sebagai alat untuk menonjolkan kariernya.
Biasanya hal ini cenderung untuk mencari popularitas dan semata-mata mengejar
prestise bukan prestasi. Yang biasanya disertai dengan perhitungan-perhitungan
keuntungan-keuntungan individualitas pribadi
6.
Konsep
penership hubungan dapat diinterpretasikan sebagai hubungan proses timbale
balik. Dimana kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan masyarakat juga
menadi kebutuhan dan keingina sekolah. Terutama dalam kegiatan kurikuler.
7.
Konsep “social lidership” sekolah
sebagai lembaga pendidikan utama masyarakat, harus adapat diharpan dapat
membina kepemimpinan dengan pihak yang erat hubungannya dengan problema sosial
Untuk
mengetahui sukses gagalnya suatu kegiatan maka perlu diketahui terlebih dahulu
apakah tujuan kegiatan tersebut.dalam hal ini Bent dan Kronenberg mengemukakan
tiga hal tujuan utama hubungan sekolah masyarakat yaitu:
a.
To
prevenet misunderstanding
(untuk
mencegah kesalahfahaman antara sekolah dengan masyarakat)
b.
To
scure financial support
(untuk
memperoleh sumbangan-sumbangan finansiil dan material dari masyarakat).
c.
To
scure coppration inpalicy making
(untuk
menjalin kerjasama dalam pembuatan kebijaksanaan-kebijaksanaan)
D.
Prinsip-prinsip program hubungan sekolah-masyarakat
Jika
suatu kegiatan telah diketahui dan ditentukan tujuannya, maka suatu
langkah/tindak lanjutnya adalah menyusun sustu program kerja.
Sehubungan
dengan hal tersebut ametembun merumuskan program hubungan sekolah-masyarakat
yaitu:
1.
Perencanaan
hubungan sekolah-masyarakat haruslah integral dengan program pendidikan yang
bersangkutan
2.
Setiap
pejabat/petugas sekolah terutama para guru haruslah mengangga dirinya adalah
petugas hubungan masyarakat (public relation officer)
3.
Program
hubungan sekolah-masyarakat didasarkan atas kerja sama bukanlah sepihak (one
way) tetapi adanya timbale balik (two way) prosesnya.
E.
Administrasi guru dalam mengintegrasikan pendidikan karakter
Pendidikan
karakter sebagaimana dimaksud, disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan
budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik/buruk, memelihara
apayang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam mewujudkan kebaikan itu dalam
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Atas dasar itu, pendidikan karakter
bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, namun lebih dari
itu, yaitu dengan melakukan serangkaian belajar mengajar melalui pembiasaan
(habituasi) dalam kehidupan, seperti leligius, jujur, disiplin, toleran,kerja
keras, cinta damai, tanggung jawab, dan lain sebagainya[7].
Pembiasaan
itu tidak hanyamengajarkan (aspek kognitif) mana yang benar dan mana yang
salah, tetapi juga mampu merasakan (aspek efektif) nilai yang baik dan tidak
baik serta besedia melakukannya (aspek psikomotorik) dari lingkungan terkecil,
seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas dimasyarakat.
Nilai-nilai tersebut perlu ditumbuh kembangkan dalam diri peserta didik secara
terintegrasi dalam setiap mata pelajaran yang disampaiakn guru disekolah, yang
pada akhirnya akan menjadi pencerminan kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena
itu sekolah memiliki peranan yang besra sebagai pusat pembudayaan melalui
pengembangan budaya sekolah (school culture) diman setiap setiap sekolah
memilih pendisiplinan dan pembiasaan mengenai karakter yang akan dibentuk
melalui bimbingan dan suri teladan yang dilakukan oleh para pemimpin dan
pendidik lembaga pendidikan tersebut. Dengan kata lain pendidikan karakter yang
baik harus melibatkan bukan saja aspek pengetahuan yang baik (good knowing),
tetapi juga merasakan dengan baik atau (good feeling), dan perilaku yang
baik (good attitude).
1.
Tujuan dan funsi pendidikan karakter
Pendidikan
karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa
yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong
royong, berjiwa patriotic berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan
tekhnologi yang dijiwai oleh iman dan takwa kepada tuhan yang maha esa
berdasarkan pancasila. Pendidikan karakter berfungsi:
a.
Mengembangkan
potensi dasar agar berhenti baik, berfikir baik, dan berperilaku baik
b.
Memperkuata
dan membangun perilaku bangsa yang multikultur
c.
Meningkatkan
peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
2.
Nilai-nilai pembentuka karakter
Sesungguhnya,
selama ini satuan pendidikan telah mengembangkan dan melaksanakan pendidikan
karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing[8].
Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang
selanjtunya, dalam pelaksanaanya diperkuat dengan delapan belas nilai hasil
kajian empiric pusat kurikulum, yaitu:religius, jujur, toleransi, disiplin,
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.
Delapan belas tersebut telah teridentifikasi dan bersumber dari nilai-nilai
agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Secara sederha administrasi ini
berasal dari kata latin ”ad ” dan “ ministro”. Ad mempunyai arti
“kepada”dan ministro berati ” melayani”. Secara bebas dapat diartikan bahwa
administrasi itu merupakan pelayan atau pengabdian terhadap subjek tertentu.
Memang zaman dulu administrasi dikenakan kepada pekerjaan yang berkaitan dengan
pengabdian atau pelayanan kepada raja atau mentri-mentri dalam tugas mengelola
pemerintahannya
b.
Saran
Dengan
selesainya makalah ini tentunya masih banyak yang kurang dalam makalah ini maka
dari itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari
Bapak dosen yang membawakan mata kuliah ini.
DAFTAR PUSTAKA
….Daryanto.
Administrasi Pendidikan.jakarta: Rineka Cipta, 2008.
….Ngainun
Naim, Menjadi guru inspiratif, Yogyakarta: pustaka pelajar,2009.
….Rahmat
Raharjo, Pengembangan dan inovasi kurikulum, Yogyakarta: baituna
publishing, 2012.
[1] Drs.H.M.Daryanto.
Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Hal 1
[2] Ngainun Naim, menjadi
guru inspiratif, Yogyakarta:pustaka pelajar,2009.Hal 16
[3] Ibid.hal 23
[4]
Drs.H.M.Daryanto. Administrasi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta,2008.Hal
69
[5] Ibid.hal 71
[6]
Ibid.hal 72
[7] Dr.H.Rahmat
Raharjo, M.Ag, pengembangan dan inovasi kurikulum, Yogyakarta: baituna
publishing, 2012. Hal 85
[8] Dr.H.Rahmat
Raharjo,M.Ag,pengembangan dan inovasi kurikulum, Yogyakarta: baituna
publishing, 2012.Hal 85
Tidak ada komentar:
Posting Komentar