Senin, 06 Januari 2014

MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Disusun Untuk  Memenuhi Tugas Kelompok Semester VG
Program Strata Satu ( S-1 ) Fakultas Tarbiyah
Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia
Dosen
Drs. Sudadi, M.Pd.I



                                                                                                                                                                                                                                               
                                                                                                                       

Oleh
MUHAMMAD SODIK
NIM. 2104070

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA

( STAINU ) KEBUMEN
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala karunia yang diberikan, Alhamdulillah akhirnya makalah ini Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia yang berjudul “ sejarah pendidikan islam ”, sebagai tugas tersetruktur dapat terselesaikan tanpa suatu halangan apapun. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Drs. Sudadi, M.Pd.I. Selaku dosen pengampu mata kuliah “Sejarah Pendidikan Islam” atas segala bimbingan dan arahan yang telah diberikan,serta tak lupa pula kepada teman teman mahasiswa kelas G Semester VI (Enam) Prodi PAI atas kerja sama yang telah diberikan,dan semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
            Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna,maka dari itu kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun,sebagai bahan masukan dalam penyusunan makalah dan tugas tugas kami selanjutnya.
            Harapan kami,semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita bersama.Amin ya Robbal ‘Alamin.
Kebumen,………………2013

                                                                                                 Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………                        i
DAFTAR ISI……………………………………………………….            ii
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..                        iii
BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar belakang……………………………………………....                        1
b.      Rumusan Masalah…………………………………………..             2         
BAB II PEMBAHASAN
a.       Pengertian Sejarah Pendidikan Islam…………………….....                        3
b.      Tujuan Pendidikan Islam…………………………………...             4
c.       Objek Pendidikan Islam………………………………….....                        10
d.     Metode Pendidikan Islam…………………………………...                        12
e.       Manfaat Pendidikan Islam………………………………….             16
BAB III PENUTUP
a.       Kesimpulan…………………………………………………             20
b.      Saran………………………………………………………..             21
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar belakang
Sejarah pendidikan Islam, tidak terlepas dari sumber pendidikan Islam yaitu Allah SAW sebagai sumber utama melalui fiman-firmannya yang terdapat dikitab suci umat Islam yaitu Al-Quran. Sumber yang kedua ialah sunnah Nabi Saw. Yang mana dari beliaulah awal mula timbulnya sejarah pendidikan Islam, melalui sunnahnya. Oleh sebab itu sunnah mencerminkan prinsip, manisfestasi wahyu dalam segala perbuatan, perkataan dan taqriri nabi, maka beliau menjadi tauladan yang harus diikuti. Dalam keteladanan Nabi terkandung pendidikan yang sangat besar artinya, sumber pendidikan Islam selanjutnya adalah perkataan dan perbuatan sahabat yangn merupakan penerus atau yang paling memahami Rasulullah, selanjutnya ijtihad.
Sejarah pendidikan Islam amat perlu dipelajari dan dibaca oleh kalangan mahasiswa, calon guru agama Islam dan pengelola pendidikan Islam.Karna sejak awal perkembangan Islam memperlihatkan kepeduliannya yang amat besar terhadap sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pendidikan , hal ini tidak bisa dilepaskan dari ajaran yang terkandung dalam Al-qur’an dan As-sunnah yang memerintahkan kita untuk selalu menuntut ilmu dengan seluas-luasnya. Oleh dari itu perlu kiranya kita membahas pengertian, obyek, dan metode Sejarah Pendidikan Islam.
B.       Rumusan Masalah
a.     Apa pengertian Sejarah Pendidikan Islam?
b.    Apa tujuan Pendidikan Islam?
c.     Apa objek Pendidikan Islam?
d.   Apa metode pendidikan Islam?
e.    Apa manfaat Pendidikan Islam?

















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Sejarah Pendidikan Islam
Secara etimologis kata sejarah dalam bahasa arab disebut tarikh, yang menurut bahasa berarti ketentuan masa. Sedangkan menurut istilah berarti ”keterangan yang terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada”. Kemudian yang dimaksud dengan ilmu tarikh, ialah ”suatu pengetahuan yang gunanya untuk mengetahui keadaan-keadaan atau kejadian-kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan umat” Dalam bahasa inggris sejarah disebut history, yang berarti ”pengalaan masa lampau dari pada umat manusia.[1]
Menurut pendapat ahli, Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai anak manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.[2]
Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaannya.[3]
HM. Arif Menyatakan, pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “member makan” kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaninya, juga sering diartikan dengan menumbuhkan kemampuan dasar manusia.[4]
Pendidikan islam menurut Zakiah Drajat merupakan pendidikan yang lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri-sendiri maupun orang lain yang bersifat teoritis dan praktis.[5]
Dengan demikian pendidikan islam berate proses bimbingan dari pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan akal persrta didik kearah terbentuknya pribadi muslim yang baik.

B.       Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam proses pendidikan. Hal itu di sebabkan oleh fungsi-fungsi yang di pikulnya.
Pertama, tujuan pendidikan mengarahkan perbuatan mendidik. Fungsi ini menunjukkan pentingnya perumusan dan pembatasan tujuan pendidikan secara jelas. Tanpa tujuan yang jelas, proses pendidikan akan berjalan tidak efektif dan tidak efisien, bahkan tidak menentu dan salah dalam mengambil metode, sehingga tidak mencapai manfaat.
Kedua, tujuan pendidikan mengakhiri usaha pendidikan. Apabila tujuannya telah tercapai, maka berakhir pula usaha tersebut. Usaha yang terhenti sebelum tujuan tercapai, maka berakhir pula usaha tersebut. Usaha yang terhenti sebelum tujuannya tercapai, sesungguhnya belum dapat di sebut berakhir, tetapi hanya mengalami kegagalan yang antara lain di sebabkan oleh tidak jelasnya rumusan tujuan pendidikan.
Ketiga, tujuan pendidikan di satu sisi membatasi lingkup suatu usaha pendidikan, tetapi di sisi lain mempengaruhi usaha dinamikanya. Hal ini di sebabkan karena pendidikan merupakan usaha berproses yang di dalamnya usaha-usaha pokok dan usaha-usaha parsial saling terkait. Tiap-tiap usaha memiliki tujuannya masing-masing. Usaha pokok memiliki tujuan yang lebih tinggi dan lebih umum. Sedangkan usaha persial memiliki tujuan yang lebih rendah dan lebih spesifik.
Keempat, tujuan pendidikan memberi semangat dan mendorong untuk melaksanakan pendidikan. Hal ini berlaku juga pada setiap perbuatan. Sebagai contoh, seseorang diperintah untuk berjalan di jalan tertentu tanpa dijelaskan kepadanya mengapa ia harus menempuh jalan itu, atau tanpa di beri kesempatan untuk memilih jalan lain. Dengan perintah yang demikian barangkali orang tersebut akan berjalan ragu-ragu. Akibatnya ia akan berjalan lamban. Lain halnya, apabila di jelaskan kepadanya bahwa di jalan itu ia akan mendapat kebun yang indah serta pemiliknya orang yang ramah serta orang yang suka mengajak orang-orang yang lewat untuk makan bersamanya., sementara kebetulan ia sedang lapar, tentu ia akan menempuh jalan itu dengan penuh semangat.[6]
Ada beberapa tujuan pendidikan
a.    Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan di capai dengan semua kegiatan pendidikan baik dengan pengajaran ataupun dengan cara lain. Tujuan ini meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama. Bentuk Insan Kamil dengan pola takwa harus dapat tergambar pada diri seseorang yang sudah dididik, walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkat-tingkat tersebut.
Cara atau alat yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan ialah pengajaran. Pengajaran ialah poros membuat jadi terpelajar, tahu, mengerti, menguasai, ahli ; belum tentu menghayati dan meyakini. Sedang pendidikan ialah membuat orang jadi terdidik. Maka pengajaran agama harusnya mencapai tujuan pendidikan agama.
Tujuan umum pendidikan Islam harus di kaitkan pula dengan tujuan pendidikan Nasional negara tempat pendidikan Islam itu di laksanakan dan harus di kaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan umum itu tidak dapat di capai kecuali setelah melalui proses pengajaran, pengalaman, pembiasaan, penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya. Tahap-tahap dalam mencapai tujuan itu pada pendidikan formal di rumuskan dalam bentuk tujuan kurikuler yang selanjutnya di kembangkan dalam tujuan instruksional.
b.    Tujuan Sementara
Tujuan sementara adalah tujuan yang akan di capai setelah anak didik di beri sejumlah pengalaman tertentu yang di rencanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.
c.    Tujuan Akhir
Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini berakhir pula[7].
d.   Tujuan Pendidikan Islam Menurut Para Ulama
1.      Menurut Muhammad ‘Athijah Al-Abrasy
Menurut beliau jiwa pendidikan adalah budi pekerti, pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam, dan Islam telah menyimpulkan bahwa Akhlak dan budi pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam.
Mencapai suatu Akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah hanya memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik Akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa Fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya Ikhlas dan Jujur.
Maka tujuan pokok dan utama dari pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa. Semua mata pelajaran haruslah mengandung pelajaran Akhlak keagamaan, karena akhlak keagamaan adalah akhlak yang tertinggi, sedangkan Akhlak yang mulia itu adalah tiang dari pendidikan Islam.
2.      Menurut Al-Ghazali
Menurut beliau tujuan dari pendidikan adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan pangkat dan bermegah-megah, dan hendaklah seorang pelajar itu belajar bukan untuk menipu orang-orang bodoh atau bermegah-megahan. Jadi pendidikan itu tidak keluar dari pendidikan Akhlak.
3.      Menurut Hadji Khalifah.
Menurut beliau tujuan dari belajar bukanlah mencari Rizki di dunia ini, tetapi maksudnya adalah untuk sampai kepada hakikat, memperkuat Akhlak, dangan arti mencapai ilmu yang sebenarnya dan Akhlak yang sempurna. Beliau berkata ilmu adalah suatu yang paling lezat dan paling mulia. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang paling ideal, di mana ilmu di ajarkan karena ia mengandung kelezatan-kelezatan rohaniah, untuk sampai kepada hakikat ilmiah dan akhlak yang terpuji.
4.      Menurut Abdullah Fatah Jalal
Menurut beliau, tujuan pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Ia mengatakan tujuan ini akan menghasilkan tujuan yang khusus, beliau mengatakan  bahwa tujuan itu adalah semua manusia harus menghambakan diri kepada Allah, yang di maksud denga menghambakan diri adalah beribadah kepada Allah.
5.      Menurut Muhammad Quthb.
Menurut beliau tujuan pendidikan lebih penting dari pada pendidikannya. Sarana pendidikan pasti berubah dari masa ke masa, dari generasi ke generasi bahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Akan tetapi tujuan pendidikan tidak berubah, yang dimaksud adalah tujuan yang umum, sedangkan tujuan yang khusus masih dapat berubah. Menurut Quthb tujuan umum pendidikan adalah manusia yang Taqwa, itulah manusia yang baik menurutnya.
6.             Menurut Al-Aynayni
          Beliau membagi tujuan pendidikan Islam menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum ialah beribadah kepada Allah, maksudnya membentuk manusia yang beribadah kepada Allah. Selanjutnya ia mengatakan bahwa tujuan ini sifatnya tetap, berlaku di segala tempat, waktu, dan keadaan. Tujuan khusus pendidikan Islam di tetapkan berdasarkan keadaan tempat dengan mempertimbangkan keadaan Geografi, ekonomi, dan lain-lain yang ada di tempat itu.tujuan khusus ini dapat di rumuskan berdasarkan ijtihad para ahli di tempat itu.
C.      Objek Pendidikan Islam
a.       Menurut surat tahrim ayat 6
$pkšr'¯»tƒ tĆ»ĆÆĆ%©!$# (#qĆ£ZtB#uƤ (#þqĆØ% ƶ/Ƥ3|¡Ć ĆæRr& ƶ/Ƥ3Ǝ=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqĆØ%ur Ć¢¨$¨Z9$# Ƥou$yfƏtĆø:$#ur $pkƶŽn=tƦ Ć®ps3ƍ´¯»n=tB   ÔâŸxĆĆ® ׊#yƏ© žw tbqƝƁ÷ĆØtƒ ©!$# !$tB ƶNĆØdttBr& tbqĆØ=yĆØĆøĆætƒur $tB tbrĆ¢sD÷sĆ£ƒ ƇƏƈ  
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.(Q.S At Tahrim Ayat 6)[8]
b.      Menurut Surat At-Taubah ayat 122
* $tBur šc%x. tbqĆ£ZƏB÷sßJĆø9$# (#rĆ£ĆĆæYuŠĆ9 Zp©Ć¹!$Ÿ2 4 Ÿwƶqn=sù txĆætR `ƏB ƈe@Ƥ. 7ps%ƶĆĆ¹ ƶNĆ„k÷]ƏiB ×pxĆæĆ¬!$sƛ (#qßg¤)xĆætGuŠĆj9 ĆŽĆ» Ƈ`ƒĆe$!$# (#râÉYĆ£ŠĆ9ur óOßgtBƶqs% #sŒĆŽ) (#þqãèy_u ƶNƍkƶŽs9Ǝ) óOßg¯=yĆØs9 šcrĆ¢xĆøts ƇƊƋƋƈ  
Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.(Q.S At-Taubah ayat:122)
c.       Menurut Surat An Nisa Ayat 170
$pkšr'¯»tƒ Ć¢¨$¨Z9$# Ć“s% Ć£NƤ.uƤ!$y_ Ć£Aqß§9$# ƈd,ysĆø9$$Ǝ/ `ƏB ƶNƤ3Ǝn/§ (#qĆ£ZƏB$t«sù #ZŽĆ¶yz ƶNƤ3©9 4 bƎ)ur (#rĆ£Ć ĆæĆµ3s? ¨bƎ*sù ¬! $tB ĆŽĆ» ƏNĀŗuq»yJ¡¡9$# ƇƚƶF{$#ur 4 tb%x.ur ĀŖ!$# $·KƎ=tĆ£ $VJŠĆ…3ym ƇƊƐƉƈ  
Artinya :  Wahai manusia, Sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, Maka berimanlah kamu, Itulah yang lebih baik bagimu. dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena Sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allahdan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.(Q.S An Nisa Ayat: 170)

Keterangannya: Allah yang mempunyai segala yang di langit dan di bumi tentu saja tidak berkehendak kepada siapapun karena itu tentu saja kekafiranmu tidak akan mendatangkan kerugian sedikitpun kepada-Nya.
D.                Metode Pendidikan Islam
Kata metode berasal dari bahasa latin yaitu “meta” yang berarti “melalui” dan “hodos” yang berarti “jalan atau ke atau cara ke”, dalam bahasa arab metode disebut “tariqah” artinya yaitu “jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam mengajarkan sesuatu.” Sedangkan menurut istilah ialah suatu sistem atau cara yang mengatur suatu cita-cita[9].
Sebenarnya kalau membahas tentang metode atau cara mendidik yang efektf al Qur’an sendiri telah banyak memberikan contoh seperti pada al qur’an surat luqman ayat: 12-19[10] yang artinya:
“Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmat kepada luqman yaitu: bersyukurlah kepada allah, dan barang siapa bersyukur kepada allah maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya allah maha kaya dan maha terpuji

Dan ingatlah ketika luqman berkata kepada anaknya diwaktu ia memberikan pelajaran kepadanya: Hai anaku, janganlah kamu mempersekutukan allah, sesungguhny mempersekutukan allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.

Dan kami perntahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya: ibunya telah mengandungya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksakan untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka kuberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

(Luqman berkata): Hai anaku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berda di dalm batu atau di langit atau di dalam bumi niscaya allah akan mendatangkanya (membalasnya). Sesungguhnya allah maha halus lagi maha mengetahui.

Hai anaku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-burku suara adalah suara keledai. (QS. Luqman: 12-19)[11]
Dan Nabi Muhammad SAW. Juga telah meberikan beberapa metode atau cara mendidik contohnya dalam hadits sebagai berikut:

Ł…Ų±Łˆ Ų§ Ų§Ł„ŲµŲØŁŠ ŲØŲ§ لصلاة Ų§Ų°Ų§ بلغ Ų³ŲØŲ¹ Ų³Ł†ŁŠŁ† واذا بلغ Ų¹Ų“Ų± Ų³Ł†ŁŠŁ† ŁŲ§Ų¶Ų±ŲØŁˆŁ‡ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡Ų§

“Suruhlah anak-anakmu bersembahyang apabila ia telah berumir tujuh tahun dan apabila ia sudah berumur sepuluh tahun ia meninggalkan sembahyang itu maka pukul ia.” (HR. Tirmizi)
Di dalam pondok pesantren yang merupakan lembaga lembaga pendidikan Islam Formal tertua di indonesia, menggunakan dua macam metode yang sangat terkenal yaitu: sistem Sorogan atau di sebut juga sistem bandongan dan juga sistem Wetonan.

Adapun Metode yang digunakan oleh Dra. Hj. Nur Uhbiyati yang mengutip dari Muhammad Qutb di dalam bukunya Minhajut Tarbiyah Islamiyah menyatakan bahwa teknik metode pendidikan islam itu ada delapan macam yaitu:
·                      Pendidikan Melalui Teladan yaitu: merupakan salah satu teknik pedidikan yang efektif dan sukses.
o        Pendidikan Melalui Nasihat. Didalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh kata-kata yang didengar, pembawaan itu biasanya tidak tetap dan oleh karena itu kata-kata harus diulang-ulang.
·                      Pendidikan Melalui Hukuman. Apabila teladan dan nasehat tdak mempan, maka letakanlah persoalan di tempat yang benar, tindakan tegas itu adalah hikuman, hukuman sebenarnya tidak mutlak diperlukan , ada juga orang-orang yang cukup dengan teladan dan nasehat saja.
·         Pendidikan Melalui Cerita. Cerita mempunyai daya tarik yang mennyentuh perasaan manusia, sebab bagaimanapun cerita sudah merajut hati manusia dan akan mempengaruh kehidupan mereka.
·         Pendidikan Melalui kebiasaan. Kebiasaan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia karena itu menghemat banyak sekali kekuatan manusia karena sudah kebiasaan yang mudah melekat dan spontan agar kekuatan itu dapat dipergunakan untuk kegiatan-kegiatn yang bermanfaat.
·         Menyalurkan Kekuatan. Teknik islam dalam membina manusia dan juga dalam meperbaikinya adalah mengaktifkan kekuatan-kekuatan yang tersimpan di dalam jiwa.
·         Mengisi Kekosongan. Apabila islam menyalurkan kekuatan tubuh dan jiwa ketka sudah menumpuk dan tidak menyimpanya karena penuh resiko maka islam sekaligus juga tidak senang kepada kekosongan .
·         Pendidikan Melalui Peristiwa-peristiwa. Hidup ini penuh perjuangan daan merupakan pengalaman-pengalaman dengan berbagai peristiwa, baik yang timbul karena tindakanya sendiri, maupun karena sebab-sebab diluar kemampuanya, Guru yang baik tidak akan membiarkan peristiwa peristiwa itu berlalu begitu saja tanpa di ambil menjadi pengalaman yang berharga, ia mesti menggnakanya untuk membina, mengasuh dan mendidik jiwa, oleh karena itu pengaruhnya tidak boleh hanya sebentar itu saja.[8]
Pada jaman sekarang pendidikan sangat beragam dan menggunakan alat yang serba canggih, ada yang mengunakan televisi, komputer dan lain sebagainya. Maka dari itulah metode menurut Dra. Jakiah Drajat dalam bukunya yaitu Pendidikan Islam mengatakan bahwa metode yang akurat adalah bagaimana caranya mengunakan alat yang serba canggih itu supaya mudah menyampaikan materi kepada anak-anak didik.
E.                 Manfaat Pendidikan Islam
Pembahasan tentang pengawasan pendidikan harus diawali dengan dua pengamatan dasar, pertama bahwa orang-orang dengan pendidikan yang lebih tinggi berbeda dengan orang yang kurang berpendidikan. Pengamatan kedua adalah perubahan individu yang terjadi setelah mereka mendapatkan yang lebih tinggi.[12]
  1. Dimensi Manfaat Pendidikan
Orang yang akan mendapat beberapa keuntungan atau manfaat pendidikan yang pertama dan yang paling nyata adalah siswa. Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga setiap karakteristik tersebut harus dapat dipahami agar mereka dapat mencapai manfaat dalam pendidikan. Sebagai tambahan pengaruh orang lain dalam masyarakat dapat mempengaruhi pendidikan siswa, baik secara langsung maupun tidak langsung (keluarga dan teman-teman atau guru). Manfaat yang akan diperoleh siswa mudah sekali untuk dijelaskan, siswa yang belajar membaca disekolah lebih baik dari pada mereka yang tidak dapat membaca.
Dalam ekonomi hal ini disebut “manfaat pribadi”. Para ekonom membedakan manfaat pribadi dengan manfaat sosial. Manfaat sosial adalah sesuatu yang dapat mengembangkan orang selain pendidikan. Masyarakat dikatakan lebih baik karena pendidikan mereka.
Karakteristik dan pembawaan umum tertentu dapat dianggap sebagai hasil dari sekolah, termasuk pemahaman tentang nilai demokrasi sebagai upaya untuk memerangi segala bentukkediktatoran dalam suatu pemerintahan dan kemampuan untuk berpikir kritis dan yang pantas. Keahlian tersebut mungkin menjadi pengaruh tidak langsung dari bidang studi kewarganegaraan, ilmu sosial, sejarah, filsafat, bahasa, dan pengajaran lain.
Perubahan yang dipengaruhi oleh pengalaman pendidikan. Secara metodologis hal ini berarti bahwa pengukuran pretest dan protest pada individu diperlukan untuk mengidentifikasi perubahan yang disebabkan oleh pendidikan. Hal ini dikenal sebagai “pendekatan penambahan nilai”.
Terdapat lima cara yang berbeda untuk membuat fakulasi (penghitungan) dan mengaplikasikan metode yang spesifik pada pendidikan yang lebih tinggi. Yang pertama adalah dalam mengevaluasi perubahan individu, segala yang dihabiskan dalam pendidikan (tingkat biaya) adalah ukuran kelebihannya. Kedua yaitu menyelidiki reaksi klien terhadap pendidikan universitas. Ketiga adalah mempertimbangkan peningkatan dalam nilai kapita dari manusia yang merupakan hasil dari pendidikan yang lebih tinggi. Keempat melihat seberapa besar pendidikan yang lebih tinggi bertanggung jawab atau berperan dalam pertumbuahn. Kelima dalam memperkirakan nilai pendidikan universitas dengan melihat pada tingkat pengembalian investasi pada pendidikan universitas.
Manfaat pendidikan diperoleh selama pengalaman dari pendidikan itu sendiri, manfaat pendidikan dapat ditanyakan pada siswa setelah mereka melaksanakan pendidikan. Persamaannya seperti manfaat sosial dari mengikuti permainan sepak bola di SMA terjadi selama pengalaman pendidikan.
  1. Fungsinya Memahami Manfaat Pendidikan
Penting sekali untuk mengetahui apa manfaat yang meluas dari pendidikan agar dalam mengalokasi sumber tidak hanya antara berbagai macam dan tingkat sekolah tetapi juga antara pendidikan dan juga program sosial. Manfaat pendidikan juga harus dihargai untuk memutuskan bagaimana membiayai pendidikan pada tingkat yang berbeda. Jika manfaat meluas pada masyarakat yang bersekolah, terdapat alas an untuk memajukan pembiayaan sendiri bagi proses pendidikan, bahkan bias dari pinjaman. Manfaat pendidikan juga harus diidentifikasi untuk menginterpretasikan motivasi pendidik. Secara mendasar pengetahuan diperlukan sebagai manfaat pendidikan sehingga proses pendidikan dapat dievaluasi melalui analisis harga manfaat yang berhubungan dengan alokasi dana dan dalam penetapan manajemen.











BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan

Secara etimologis kata sejarah dalam bahasa arab disebut tarikh, yang menurut bahasa berarti ketentuan masa. Sedangkan menurut istilah berarti ”keterangan yang terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada”. Kemudian yang dimaksud dengan ilmu tarikh, ialah ”suatu pengetahuan yang gunanya untuk mengetahui keadaan-keadaan atau kejadian-kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan umat” Dalam bahasa inggris sejarah disebut history, yang berarti ”pengalaan masa lampau dari pada umat manusia.
Setiap individu tidak dapat berharap lebih untuk mendapatkan semua manfaat yang telah dikemukakan. Sebagian manfaat menjadi lebih lemah ketika satu tingkat pendidikan menjadi kurang eksklusif pasti juga ada dampak negative pendidikan sekolah. Analisis untung rugi harus dilakukan oleh individu-individu dalam memutuskan apakah manfaat potensial yang dapat mereka terima dari bersekolah di satu lembaga pendidikan tertentu sesuai dengan biayanya. Serupa dengan itu, masyarakat harus bertanya apakah manfaat yang akan diterimanya dari pengalokasian dana public untuk pendidikan setimpal dengan manfaat yang dihasilkan dari penggunaan alternative dana ini.

B.       Saran
Dengan selesainya makalah ini tentunya masih banyak yang kurang dalam makalah ini maka dari itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari Bapak dosen yang membawakan mata kuliah ini.


.














DAFTAR PUSTAKA

AL-Qur’an
Hasbulah, Sejarah pendidikan islam di Indonesia. (Jakarta:PT.RajaGarfindo Persada, 2001,
HM. Arifin. Imu Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Zuhairini. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakrta: Bumi Aksara, 2008)
M. Ngalim Purwanto. Ilmu Pendidkan Teoritis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1992
Zakiah Darajat.Ilmu pendidikan Islam.(Jakarta :Bumi Aksara, 1996)




[1] Zakiah Darajat.Ilmu pendidikan Islam.(Jakarta :Bumi Aksara, 1996). Hal 25
[2] Hasbulah, Sejarah pendidikan islam di Indonesia.(Jakarta:PT.RajaGarfindo Persada, 2001. Hal 4
[3] M. Ngalim Purwanto. Ilmu Pendidkan Teoritis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1992. Hal 10
[4] HM. Arifin. Imu Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003Zuhairini. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakrta: Bumi Aksara, 2008). Hal 22
[5] Zakiah Darajat.Ilmu pendidikan Islam.(Jakarta :Bumi Aksara, 1996). Hal 25
[7] Zuhairini. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakrta: Bumi Aksara, 2008)
[8] Al-Qur’an
[9] http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/11/makalah-metode-pendidikan-islam.html

[10] Al-Qur’an
[11] Al-Qur’an
[12] Zakiah Darajat.Ilmu pendidikan Islam.(Jakarta :Bumi Aksara, 1996). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar