SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Kelompok Semester VG
Program Strata Satu ( S-1 ) Fakultas Tarbiyah
Mata
Kuliah Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia
Dosen
Drs.
Sudadi, M.Pd.I

Oleh
MUHAMMAD SODIK
NIM. 2104070
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
( STAINU )
KEBUMEN
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala karunia yang diberikan, Alhamdulillah
akhirnya makalah ini Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia yang berjudul “ sejarah
pendidikan islam ”, sebagai tugas tersetruktur dapat terselesaikan tanpa suatu
halangan apapun. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Drs.
Sudadi, M.Pd.I. Selaku
dosen pengampu mata kuliah “Sejarah Pendidikan Islam” atas segala bimbingan dan
arahan yang telah diberikan,serta tak lupa pula kepada teman teman mahasiswa
kelas G Semester VI (Enam) Prodi PAI atas kerja sama yang telah diberikan,dan
semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
Kami menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna,maka dari itu kami sangat mengharap kritik
dan saran yang membangun,sebagai bahan masukan dalam penyusunan makalah dan
tugas tugas kami selanjutnya.
Harapan
kami,semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita bersama.Amin ya Robbal
‘Alamin.
Kebumen,………………2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………. ii
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang…………………………………………….... 1
b. Rumusan Masalah………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
a.
Pengertian Sejarah Pendidikan Islam……………………..... 3
b.
Tujuan Pendidikan Islam…………………………………... 4
c.
Objek Pendidikan Islam…………………………………..... 10
d.
Metode Pendidikan Islam…………………………………... 12
e. Manfaat Pendidikan Islam…………………………………. 16
BAB III PENUTUP
a.
Kesimpulan………………………………………………… 20
b.
Saran……………………………………………………….. 21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Sejarah pendidikan Islam, tidak
terlepas dari sumber pendidikan Islam yaitu Allah SAW sebagai sumber utama
melalui fiman-firmannya yang terdapat dikitab suci umat Islam yaitu Al-Quran.
Sumber yang kedua ialah sunnah Nabi Saw. Yang mana dari beliaulah awal mula
timbulnya sejarah pendidikan Islam, melalui sunnahnya. Oleh sebab itu sunnah
mencerminkan prinsip, manisfestasi wahyu dalam segala perbuatan, perkataan dan
taqriri nabi, maka beliau menjadi tauladan yang harus diikuti. Dalam
keteladanan Nabi terkandung pendidikan yang sangat besar artinya, sumber
pendidikan Islam selanjutnya adalah perkataan dan perbuatan sahabat yangn
merupakan penerus atau yang paling memahami Rasulullah, selanjutnya ijtihad.
Sejarah pendidikan Islam amat
perlu dipelajari dan dibaca oleh kalangan mahasiswa, calon guru agama Islam dan
pengelola pendidikan Islam.Karna sejak awal perkembangan Islam memperlihatkan
kepeduliannya yang amat besar terhadap sumber daya manusia (SDM) melalui
kegiatan pendidikan , hal ini tidak bisa dilepaskan dari ajaran yang terkandung
dalam Al-qur’an dan As-sunnah yang memerintahkan kita untuk selalu menuntut
ilmu dengan seluas-luasnya. Oleh dari itu perlu kiranya kita membahas
pengertian, obyek, dan metode Sejarah Pendidikan Islam.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa pengertian Sejarah Pendidikan Islam?
b.
Apa tujuan Pendidikan Islam?
c.
Apa objek Pendidikan
Islam?
d.
Apa metode pendidikan Islam?
e.
Apa
manfaat Pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah
Pendidikan Islam
Secara etimologis kata sejarah dalam bahasa arab disebut tarikh, yang
menurut bahasa berarti ketentuan masa. Sedangkan menurut istilah berarti
”keterangan yang terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada
masa yang masih ada”. Kemudian yang dimaksud dengan ilmu tarikh, ialah
”suatu pengetahuan yang gunanya untuk mengetahui keadaan-keadaan atau
kejadian-kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan
umat” Dalam bahasa inggris sejarah disebut history, yang berarti
”pengalaan masa lampau dari pada umat manusia.[1]
Menurut pendapat ahli, Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tuntutan
didalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan adalah menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai anak manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.[2]
Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan
anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah
kedewasaannya.[3]
HM. Arif Menyatakan, pendidikan secara teoritis mengandung pengertian
“member makan” kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaninya,
juga sering diartikan dengan menumbuhkan kemampuan dasar manusia.[4]
Pendidikan islam menurut Zakiah Drajat merupakan pendidikan yang lebih
banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal
perbuatan, baik bagi keperluan diri-sendiri maupun orang lain yang bersifat
teoritis dan praktis.[5]
Dengan demikian pendidikan islam berate proses bimbingan dari pendidik
terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan akal persrta didik kearah
terbentuknya pribadi muslim yang baik.
B. Tujuan Pendidikan
Islam
Tujuan
pendidikan merupakan masalah sentral dalam proses pendidikan. Hal itu di
sebabkan oleh fungsi-fungsi yang di pikulnya.
Pertama,
tujuan pendidikan mengarahkan perbuatan mendidik. Fungsi ini menunjukkan
pentingnya perumusan dan pembatasan tujuan pendidikan secara jelas. Tanpa
tujuan yang jelas, proses pendidikan akan berjalan tidak efektif dan tidak
efisien, bahkan tidak menentu dan salah dalam mengambil metode, sehingga tidak
mencapai manfaat.
Kedua,
tujuan pendidikan mengakhiri usaha pendidikan. Apabila tujuannya telah
tercapai, maka berakhir pula usaha tersebut. Usaha yang terhenti sebelum tujuan
tercapai, maka berakhir pula usaha tersebut. Usaha yang terhenti sebelum
tujuannya tercapai, sesungguhnya belum dapat di sebut berakhir, tetapi hanya
mengalami kegagalan yang antara lain di sebabkan oleh tidak jelasnya rumusan
tujuan pendidikan.
Ketiga,
tujuan pendidikan di satu sisi membatasi lingkup suatu usaha pendidikan, tetapi
di sisi lain mempengaruhi usaha dinamikanya. Hal ini di sebabkan karena
pendidikan merupakan usaha berproses yang di dalamnya usaha-usaha pokok dan
usaha-usaha parsial saling terkait. Tiap-tiap usaha memiliki tujuannya
masing-masing. Usaha pokok memiliki tujuan yang lebih tinggi dan lebih umum.
Sedangkan usaha persial memiliki tujuan yang lebih rendah dan lebih spesifik.
Keempat,
tujuan pendidikan memberi semangat dan mendorong untuk melaksanakan pendidikan.
Hal ini berlaku juga pada setiap perbuatan. Sebagai contoh, seseorang
diperintah untuk berjalan di jalan tertentu tanpa dijelaskan kepadanya mengapa
ia harus menempuh jalan itu, atau tanpa di beri kesempatan untuk memilih jalan
lain. Dengan perintah yang demikian barangkali orang tersebut akan berjalan
ragu-ragu. Akibatnya ia akan berjalan lamban. Lain halnya, apabila di jelaskan
kepadanya bahwa di jalan itu ia akan mendapat kebun yang indah serta pemiliknya
orang yang ramah serta orang yang suka mengajak orang-orang yang lewat untuk
makan bersamanya., sementara kebetulan ia sedang lapar, tentu ia akan menempuh
jalan itu dengan penuh semangat.[6]
Ada beberapa tujuan pendidikan
a. Tujuan Umum
Tujuan
umum ialah tujuan yang akan di capai dengan semua kegiatan pendidikan baik
dengan pengajaran ataupun dengan cara lain. Tujuan ini meliputi seluruh aspek
kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan
pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan,
situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama. Bentuk Insan Kamil dengan pola
takwa harus dapat tergambar pada diri seseorang yang sudah dididik, walaupun
dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkat-tingkat
tersebut.
Cara
atau alat yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan
ialah pengajaran. Pengajaran ialah poros membuat jadi terpelajar, tahu,
mengerti, menguasai, ahli ; belum tentu menghayati dan meyakini. Sedang
pendidikan ialah membuat orang jadi terdidik. Maka pengajaran agama harusnya
mencapai tujuan pendidikan agama.
Tujuan
umum pendidikan Islam harus di kaitkan pula dengan tujuan pendidikan Nasional
negara tempat pendidikan Islam itu di laksanakan dan harus di kaitkan pula
dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu.
Tujuan umum itu tidak dapat di capai kecuali setelah melalui proses pengajaran,
pengalaman, pembiasaan, penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya.
Tahap-tahap dalam mencapai tujuan itu pada pendidikan formal di rumuskan dalam
bentuk tujuan kurikuler yang selanjutnya di kembangkan dalam tujuan
instruksional.
b. Tujuan Sementara
Tujuan sementara adalah tujuan yang akan di capai
setelah anak didik di beri sejumlah pengalaman tertentu yang di rencanakan
dalam suatu kurikulum pendidikan formal.
c. Tujuan
Akhir
Pendidikan
Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu
hidup di dunia ini berakhir pula[7].
d. Tujuan Pendidikan Islam Menurut Para Ulama
1. Menurut
Muhammad ‘Athijah Al-Abrasy
Menurut
beliau jiwa pendidikan adalah budi pekerti, pendidikan budi pekerti adalah jiwa
dari pendidikan Islam, dan Islam telah menyimpulkan bahwa Akhlak dan budi
pekerti adalah jiwa dari pendidikan Islam.
Mencapai
suatu Akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Para ahli
pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran
bukanlah hanya memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum
mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik Akhlak dan jiwa mereka,
menanamkan rasa Fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang
tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya Ikhlas
dan Jujur.
Maka
tujuan pokok dan utama dari pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan
pendidikan jiwa. Semua mata pelajaran haruslah mengandung pelajaran Akhlak
keagamaan, karena akhlak keagamaan adalah akhlak yang tertinggi, sedangkan
Akhlak yang mulia itu adalah tiang dari pendidikan Islam.
2. Menurut
Al-Ghazali
Menurut
beliau tujuan dari pendidikan adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan
pangkat dan bermegah-megah, dan hendaklah seorang pelajar itu belajar bukan
untuk menipu orang-orang bodoh atau bermegah-megahan. Jadi pendidikan itu tidak
keluar dari pendidikan Akhlak.
3. Menurut
Hadji Khalifah.
Menurut
beliau tujuan dari belajar bukanlah mencari Rizki di dunia ini, tetapi
maksudnya adalah untuk sampai kepada hakikat, memperkuat Akhlak, dangan arti
mencapai ilmu yang sebenarnya dan Akhlak yang sempurna. Beliau berkata ilmu
adalah suatu yang paling lezat dan paling mulia. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang paling ideal, di mana
ilmu di ajarkan karena ia mengandung kelezatan-kelezatan rohaniah, untuk sampai
kepada hakikat ilmiah dan akhlak yang terpuji.
4. Menurut Abdullah Fatah Jalal
Menurut beliau, tujuan pendidikan Islam adalah
terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Ia mengatakan tujuan ini akan
menghasilkan tujuan yang khusus, beliau mengatakan bahwa tujuan itu
adalah semua manusia harus menghambakan diri kepada Allah, yang di maksud denga
menghambakan diri adalah beribadah kepada Allah.
5. Menurut
Muhammad Quthb.
Menurut beliau tujuan pendidikan lebih penting dari pada
pendidikannya. Sarana pendidikan pasti berubah dari masa ke masa, dari generasi
ke generasi bahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Akan tetapi tujuan
pendidikan tidak berubah, yang dimaksud adalah tujuan yang umum, sedangkan
tujuan yang khusus masih dapat berubah. Menurut Quthb tujuan umum pendidikan
adalah manusia yang Taqwa, itulah manusia yang baik menurutnya.
6.
Menurut
Al-Aynayni
Beliau
membagi tujuan pendidikan Islam menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
umum ialah beribadah kepada Allah, maksudnya membentuk manusia yang beribadah
kepada Allah. Selanjutnya ia mengatakan bahwa tujuan ini sifatnya tetap,
berlaku di segala tempat, waktu, dan keadaan. Tujuan khusus pendidikan Islam di
tetapkan berdasarkan keadaan tempat dengan mempertimbangkan keadaan Geografi,
ekonomi, dan lain-lain yang ada di tempat itu.tujuan khusus ini dapat di
rumuskan berdasarkan ijtihad para ahli di tempat itu.
C. Objek Pendidikan Islam
a. Menurut surat tahrim ayat 6
$pkr'¯»t tûïĆ%©!$# (#qĆ£ZtB#uƤ (#þqĆØ% ƶ/Ƥ3|¡Ć ĆæRr& ƶ/Ƥ3Ć=÷dr&ur #Y$tR $ydĆqĆØ%ur Ć¢¨$¨Z9$# Ƥou$yfĆtĆø:$#ur $pkƶn=tƦ Ć®ps3Ć´¯»n=tB ĆĆ¢xĆĆ® ×#yĆ© w tbqĆĆ÷ĆØt ©!$# !$tB ƶNĆØdttBr& tbqĆØ=yĆØĆøĆætur $tB tbrĆ¢sD÷sĆ£ ĆĆĆ
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.(Q.S At Tahrim
Ayat 6)[8]
b. Menurut
Surat At-Taubah ayat 122
* $tBur c%x. tbqĆ£ZĆB÷sĆJĆø9$# (#rĆ£ĆĆæYuĆ9 Zp©Ć¹!$2 4 wƶqn=sù txĆætR `ĆB Će@Ƥ. 7ps%ƶĆù ƶNĆ„k÷]ĆiB ×pxÿì!$sĆ (#qĆg¤)xĆætGuĆj9 ĆĆ» Ć`Će$!$# (#rĆ¢ĆYĆ£Ć9ur óOĆgtBƶqs% #sĆ) (#þqãèy_u ƶNĆkƶs9Ć) óOĆg¯=yĆØs9 crĆ¢xĆøts ĆĆĆĆĆ
Artinya: Tidak sepatutnya bagi
mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.(Q.S At-Taubah ayat:122)
c. Menurut Surat An Nisa Ayat 170
$pkr'¯»t Ć¢¨$¨Z9$# Ć“s% Ć£NƤ.uƤ!$y_ Ć£AqƧ9$# Ćd,ysĆø9$$Ć/ `ĆB ƶNƤ3Ćn/§ (#qĆ£ZĆB$t«sù #Zƶyz ƶNƤ3©9 4 bĆ)ur (#rãà ÿõ3s? ¨bĆ*sù ¬! $tB ĆĆ» ĆNĀŗuq»yJ¡¡9$# ĆĆƶF{$#ur 4 tb%x.ur ĀŖ!$# $·KĆ=tĆ£ $VJĆ
3ym ĆĆĆĆĆ
Artinya : Wahai manusia, Sesungguhnya telah datang
Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, Maka
berimanlah kamu, Itulah yang lebih baik bagimu. dan jika kamu kafir, (maka
kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena Sesungguhnya apa yang di
langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allahdan adalah Allah Maha mengetahui
lagi Maha Bijaksana.(Q.S An Nisa Ayat: 170)
Keterangannya: Allah yang mempunyai
segala yang di langit dan di bumi tentu saja tidak berkehendak kepada siapapun
karena itu tentu saja kekafiranmu tidak akan mendatangkan kerugian sedikitpun
kepada-Nya.
D.
Metode
Pendidikan Islam
Kata
metode berasal dari bahasa latin yaitu “meta” yang berarti “melalui” dan
“hodos” yang berarti “jalan atau ke atau cara ke”, dalam bahasa arab metode
disebut “tariqah” artinya yaitu “jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam
mengajarkan sesuatu.” Sedangkan menurut istilah ialah suatu sistem atau cara
yang mengatur suatu cita-cita[9].
Sebenarnya kalau membahas tentang metode atau cara
mendidik yang efektf al Qur’an sendiri telah banyak memberikan contoh seperti
pada al qur’an surat luqman ayat: 12-19[10] yang artinya:
“Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmat
kepada luqman yaitu: bersyukurlah kepada allah, dan barang siapa bersyukur kepada
allah maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa
yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya allah maha kaya dan maha terpuji
Dan ingatlah ketika luqman berkata kepada
anaknya diwaktu ia memberikan pelajaran kepadanya: Hai anaku, janganlah kamu
mempersekutukan allah, sesungguhny mempersekutukan allah adalah benar-benar
kezaliman yang besar.
Dan kami perntahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu bapaknya: ibunya telah mengandungya dalam keadaan
lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersukurlah
kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika
keduanya memaksakan untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka kuberitahukan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
(Luqman berkata): Hai anaku, sesungguhnya jika
ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berda di dalm batu atau di
langit atau di dalam bumi niscaya allah akan mendatangkanya (membalasnya).
Sesungguhnya allah maha halus lagi maha mengetahui.
Hai anaku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal
yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam
berjalan dan lunakanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-burku suara adalah suara
keledai. (QS. Luqman: 12-19)[11]
Dan Nabi Muhammad SAW. Juga telah meberikan
beberapa metode atau cara mendidik contohnya dalam hadits sebagai berikut:
Ł
ر٠ا Ų§ŁŲµŲØŁ ŲØŲ§
ŁŲµŁŲ§Ų© Ų§Ų°Ų§ ŲØŁŲŗ Ų³ŲØŲ¹ Ų³ŁŁŁ ŁŲ§Ų°Ų§ ŲØŁŲŗ Ų¹Ų“Ų± Ų³ŁŁŁ ŁŲ§Ų¶Ų±ŲØŁŁ Ų¹ŁŁŁŲ§
“Suruhlah anak-anakmu
bersembahyang apabila ia telah berumir tujuh tahun dan apabila ia sudah berumur
sepuluh tahun ia meninggalkan sembahyang itu maka pukul ia.” (HR. Tirmizi)
Di dalam pondok pesantren yang merupakan
lembaga lembaga pendidikan Islam Formal tertua di indonesia, menggunakan dua
macam metode yang sangat terkenal yaitu: sistem Sorogan atau di sebut juga
sistem bandongan dan juga sistem Wetonan.
Adapun Metode yang digunakan oleh Dra. Hj. Nur
Uhbiyati yang mengutip dari Muhammad Qutb di dalam bukunya Minhajut Tarbiyah
Islamiyah menyatakan bahwa teknik metode pendidikan islam itu ada delapan macam
yaitu:
·
Pendidikan
Melalui Teladan yaitu: merupakan salah satu teknik pedidikan yang efektif dan
sukses.
o
Pendidikan
Melalui Nasihat. Didalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh
kata-kata yang didengar, pembawaan itu biasanya tidak tetap dan oleh karena itu
kata-kata harus diulang-ulang.
·
Pendidikan
Melalui Hukuman. Apabila teladan dan nasehat tdak mempan, maka letakanlah
persoalan di tempat yang benar, tindakan tegas itu adalah hikuman, hukuman
sebenarnya tidak mutlak diperlukan , ada juga orang-orang yang cukup dengan
teladan dan nasehat saja.
·
Pendidikan
Melalui Cerita. Cerita mempunyai daya tarik yang mennyentuh perasaan manusia,
sebab bagaimanapun cerita sudah merajut hati manusia dan akan mempengaruh
kehidupan mereka.
·
Pendidikan
Melalui kebiasaan. Kebiasaan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia
karena itu menghemat banyak sekali kekuatan manusia karena sudah kebiasaan yang
mudah melekat dan spontan agar kekuatan itu dapat dipergunakan untuk
kegiatan-kegiatn yang bermanfaat.
·
Menyalurkan
Kekuatan. Teknik islam dalam membina manusia dan juga dalam meperbaikinya
adalah mengaktifkan kekuatan-kekuatan yang tersimpan di dalam jiwa.
·
Mengisi
Kekosongan. Apabila islam menyalurkan kekuatan tubuh dan jiwa ketka sudah
menumpuk dan tidak menyimpanya karena penuh resiko maka islam sekaligus juga
tidak senang kepada kekosongan .
·
Pendidikan
Melalui Peristiwa-peristiwa. Hidup ini penuh perjuangan daan merupakan
pengalaman-pengalaman dengan berbagai peristiwa, baik yang timbul karena
tindakanya sendiri, maupun karena sebab-sebab diluar kemampuanya, Guru yang
baik tidak akan membiarkan peristiwa peristiwa itu berlalu begitu saja tanpa di
ambil menjadi pengalaman yang berharga, ia mesti menggnakanya untuk membina,
mengasuh dan mendidik jiwa, oleh karena itu pengaruhnya tidak boleh hanya
sebentar itu saja.[8]
Pada jaman sekarang pendidikan sangat beragam
dan menggunakan alat yang serba canggih, ada yang mengunakan televisi, komputer
dan lain sebagainya. Maka dari itulah metode menurut Dra. Jakiah Drajat dalam
bukunya yaitu Pendidikan Islam mengatakan bahwa metode yang akurat adalah
bagaimana caranya mengunakan alat yang serba canggih itu supaya mudah
menyampaikan materi kepada anak-anak didik.
E.
Manfaat Pendidikan Islam
Pembahasan tentang pengawasan pendidikan harus
diawali dengan dua pengamatan dasar, pertama bahwa orang-orang dengan
pendidikan yang lebih tinggi berbeda dengan orang yang kurang berpendidikan.
Pengamatan kedua adalah perubahan individu yang terjadi setelah mereka
mendapatkan yang lebih tinggi.[12]
- Dimensi Manfaat Pendidikan
Orang yang akan mendapat beberapa keuntungan
atau manfaat pendidikan yang pertama dan yang paling nyata adalah siswa. Setiap
siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga setiap karakteristik
tersebut harus dapat dipahami agar mereka dapat mencapai manfaat dalam
pendidikan. Sebagai tambahan pengaruh orang lain dalam masyarakat dapat
mempengaruhi pendidikan siswa, baik secara langsung maupun tidak langsung
(keluarga dan teman-teman atau guru). Manfaat yang akan diperoleh siswa mudah
sekali untuk dijelaskan, siswa yang belajar membaca disekolah lebih baik dari
pada mereka yang tidak dapat membaca.
Dalam ekonomi hal ini disebut “manfaat
pribadi”. Para ekonom membedakan manfaat pribadi dengan manfaat sosial. Manfaat
sosial adalah sesuatu yang dapat mengembangkan orang selain pendidikan.
Masyarakat dikatakan lebih baik karena pendidikan mereka.
Karakteristik dan pembawaan umum tertentu dapat
dianggap sebagai hasil dari sekolah, termasuk pemahaman tentang nilai demokrasi
sebagai upaya untuk memerangi segala bentukkediktatoran dalam suatu
pemerintahan dan kemampuan untuk berpikir kritis dan yang pantas. Keahlian
tersebut mungkin menjadi pengaruh tidak langsung dari bidang studi kewarganegaraan,
ilmu sosial, sejarah, filsafat, bahasa, dan pengajaran lain.
Perubahan yang dipengaruhi oleh pengalaman
pendidikan. Secara metodologis hal ini berarti bahwa pengukuran pretest dan
protest pada individu diperlukan untuk mengidentifikasi perubahan yang disebabkan
oleh pendidikan. Hal ini dikenal sebagai “pendekatan penambahan nilai”.
Terdapat lima cara yang berbeda untuk membuat
fakulasi (penghitungan) dan mengaplikasikan metode yang spesifik pada
pendidikan yang lebih tinggi. Yang pertama adalah dalam mengevaluasi perubahan
individu, segala yang dihabiskan dalam pendidikan (tingkat biaya) adalah ukuran
kelebihannya. Kedua yaitu menyelidiki reaksi klien terhadap pendidikan
universitas. Ketiga adalah mempertimbangkan peningkatan dalam nilai kapita dari
manusia yang merupakan hasil dari pendidikan yang lebih tinggi. Keempat melihat
seberapa besar pendidikan yang lebih tinggi bertanggung jawab atau berperan
dalam pertumbuahn. Kelima dalam memperkirakan nilai pendidikan universitas
dengan melihat pada tingkat pengembalian investasi pada pendidikan universitas.
Manfaat pendidikan diperoleh selama pengalaman
dari pendidikan itu sendiri, manfaat pendidikan dapat ditanyakan pada siswa
setelah mereka melaksanakan pendidikan. Persamaannya seperti manfaat sosial
dari mengikuti permainan sepak bola di SMA terjadi selama pengalaman
pendidikan.
- Fungsinya Memahami Manfaat Pendidikan
Penting sekali untuk mengetahui apa manfaat
yang meluas dari pendidikan agar dalam mengalokasi sumber tidak hanya antara
berbagai macam dan tingkat sekolah tetapi juga antara pendidikan dan juga
program sosial. Manfaat pendidikan juga harus dihargai untuk memutuskan
bagaimana membiayai pendidikan pada tingkat yang berbeda. Jika manfaat meluas
pada masyarakat yang bersekolah, terdapat alas an untuk memajukan pembiayaan
sendiri bagi proses pendidikan, bahkan bias dari pinjaman. Manfaat
pendidikan juga harus diidentifikasi untuk menginterpretasikan motivasi
pendidik. Secara mendasar pengetahuan diperlukan sebagai manfaat pendidikan
sehingga proses pendidikan dapat dievaluasi melalui analisis harga manfaat yang
berhubungan dengan alokasi dana dan dalam penetapan manajemen.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologis kata sejarah dalam bahasa arab disebut tarikh, yang
menurut bahasa berarti ketentuan masa. Sedangkan menurut istilah berarti
”keterangan yang terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada
masa yang masih ada”. Kemudian yang dimaksud dengan ilmu tarikh, ialah
”suatu pengetahuan yang gunanya untuk mengetahui keadaan-keadaan atau
kejadian-kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan
umat” Dalam bahasa inggris sejarah disebut history, yang berarti
”pengalaan masa lampau dari pada umat manusia.
Setiap individu tidak dapat berharap lebih
untuk mendapatkan semua manfaat yang telah dikemukakan. Sebagian manfaat
menjadi lebih lemah ketika satu tingkat pendidikan menjadi kurang eksklusif
pasti juga ada dampak negative pendidikan sekolah. Analisis untung rugi harus
dilakukan oleh individu-individu dalam memutuskan apakah manfaat potensial yang
dapat mereka terima dari bersekolah di satu lembaga pendidikan tertentu sesuai
dengan biayanya. Serupa dengan itu, masyarakat harus bertanya apakah manfaat
yang akan diterimanya dari pengalokasian dana public untuk pendidikan setimpal
dengan manfaat yang dihasilkan dari penggunaan alternative dana ini.
B. Saran
Dengan
selesainya makalah ini tentunya masih banyak yang kurang dalam makalah ini maka
dari itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari
Bapak dosen yang membawakan mata kuliah ini.
.
DAFTAR PUSTAKA
AL-Qur’an
Hasbulah, Sejarah pendidikan islam di
Indonesia. (Jakarta:PT.RajaGarfindo Persada, 2001,
HM. Arifin. Imu Pendidikan Islam.
(Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Zuhairini. Sejarah Pendidikan Islam.
(Jakrta: Bumi Aksara, 2008)
M. Ngalim Purwanto. Ilmu Pendidkan
Teoritis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1992
Zakiah Darajat.Ilmu pendidikan Islam.(Jakarta
:Bumi Aksara, 1996)
[4] HM. Arifin. Imu
Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003Zuhairini. Sejarah Pendidikan
Islam. (Jakrta: Bumi Aksara, 2008). Hal 22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar