Rabu, 08 Juli 2015

SKRIPSI MUHAMMAD SODIK

PENGARUH INTERAKSI GURU DENGAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII SMP ISLAM WADASLINTANG KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: Muhammad Sodik 2104070 Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam, Program studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA KEBUMEN 2014 PENGARUH INTERAKSI GURU DENGAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII SMP ISLAM WADASLINTANG KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh Muhammad Sodik 2104070 Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam, Program studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA KEBUMEN 2014 SKRIPSI PENGARUH INTERAKSI GURU DENGAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII SMP ISLAM WADASLINTANG KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh Muhammad Sodik 2104070 Telah dimunaqosahkan di depan Sidang Penguji Pada tanggal 27 Oktober 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Pendidikan Islam pada tanggal ……………………………… Pembimbing I Drs. Sudadi, M.Pd.I NIK. 19950717055 Pembimbing II DR. H. Rahmat Raharjo, M.Ag NIK. 20060901090 Penguji I Dr. Imam Satibi, M.Pd.I NIK.19990901066 Penguji II H.M. Slamet Yahya, S.Ag., M.Ag NIK. 19990901065 Ketua Dr. Imam Satibi, M.Pd.I NIK.19990901066 Sekretaris Drs. H. Ari Tasiman, M.Pd NIK.19970101057 Mengesahkan Dekan Fakultas Tarbiyah Fikria Najitama, M. SI NIK. 20100901114 PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Muhammad Sodik NIM : 2104070 Judul Skripsi : PENGARUH INTERAKSI GURU DENGAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII SMP ISLAM WADASLINTANG KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah skripsi ini adalah benar-benar hasil penelitian/ pengkajian mendalam terhadap suatu pokok masalah yang dilakukan secara mandiri di bawah bimbingan dosen pembimbing dan berdasarkan metodologi karya ilmiah yang berlaku di IAINU Kebumen. Dan adalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ksarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tudak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka Jika dalam perjalanan waktu terbukti skripsi karya saya tidak sesuai dengan pernyataan ini, saya bersedia menanggung segala resiko, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang saya sandang. Kebumen, Oktober 2014 Muhammad Sodik NIM. 2104070 MOTTO                Artinya: ”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Mujaadilah: 11) ) PERSEMBAHAN Persembahan skripsi ini kepada:  Bapak dan Ibu yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus serta motivasi dan yang utama adalah doanya untuk semuanya  Adik tercinta yang selalu memberikan motivasi dan memberikan dukungan  Rekan rekan seperjuangan di MI HS Kumejing atas motivasi dan dukungannya  Teman-teman seangkatan di IAINU Kebumen atas segala motivasi  Pembaca yang budiman ABSTRAKSI Muhammad Sodik: Pengaruh Interaksi Guru Dengan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014 Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu benda, orang yang turut menentukan keadaan, watak, kepercayaan, dan sebagainya. Interaksi berarti komunikasi timbal-balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, yakni bertujuan mencapai pengertian bersama yang kemudian untuk mencapai tujuan. Guru adalah pendidik profesioanal dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan/dikerjakan. Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan ketrampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan, mendapatkan gambaran, dan mengungkap sejauh mana interaksi guru dengan peserta didik terhadap prestasi pendidikan agama islam. Sehubungan dengan fungsinya guru adalah sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing, maka diperlukan adanya peran pada diri guru. Guru yang terpenting adalah merencanakan dan menuntut murid-murid melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk melakukan semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yag bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu dan teknologi. Interaksi guru dengan peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan peserta didik yang mempunyai interaksi antara guru dan peserta didik tinggi sebanyak 3 anak, sedang sebanyak 17 anak pada kategori sedang dan rendah terdapat 2 anak. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang diraih oleh peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar yang dievaluasikan oleh guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dapat dikualifikasikan pada tingkat baik yaitu dengan rata-rata 80,25. Ada pengaruh antara interaksi guru dengan peserta didik dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014, Berdasarkan ketentuan di atas dapat diketahui bahwa rhitung lebih besar dari rtabel, yaitu 0,598> 0,423 maupun 0,537 sehingga > . Hal ini dapat diartikan semakin baik interaksi guru dengan peserta didik semakin baik pula Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam. Kata Kunci: Interaksi, Prestasi, Pendidikan Agama Islam ABSTRACT Muhammad Sodik: Interaction Effect of Teachers with Students Against Islamic Education Learning Achievement Grade VIII SMP Islam Wadaslintang Wonosobo Academic Year 2013/2014 Influence is the power of existing or arising out of a body, the person who helped determine the situation, character, confidence, and so on. Interaction means mutual communication between the parties with the other party, which aims to achieve mutual understanding and then to achieve the goal. Teachers are educators profesioanal with the primary task of educating, teaching, guiding, directing, train, assess and evaluate students. Achievements are achievements of which has been done / done. Islamic education is education that provides knowledge and shaping attitudes, personality, and skills of students in the practice of their religion, which is carried out at least through the subjects / courses on all lines, levels and types pendidikan.Tujuan of this research is to decipher, get picture, and reveal the extent of teacher interaction with students on achievement of Islamic religious education. In connection with its function as a teacher is a teacher, educator and mentor, will be needed on the role of the teacher himself. Teachers are the most important is to plan and require students perform learning activities in order to achieve the desired growth and development. The research method is the ways of thinking and doing well prepared to perform all activities of search, investigation and scientific experiments in a particular field, to get the facts or new principles yag aims to gain new understanding and raise the level of science and technology . Teacher interaction with students of class VIII SMP Islam Wadaslintang school year 2013/2014 show learners who have the interaction between teachers and learners higher by 3 children, were as many as 17 children in the category of medium and low, there are 2 children. Islamic education learning achievement attained by students of class VIII SMP Islam Wadaslintang shows that the average learning outcomes evaluated by teachers of Islamic education to qualify at either level is averaging 80.25 There is the influence of teacher interaction with learners and learning achievement of Islamic Religious Education class VIII SMP Islam Wadaslintang Wonosobo Academic Year 2013/2014, Based on the foregoing it can be seen that rhitung greater than rtabel, ie 0.598> 0.423 and 0.537 so>. This may imply the better interaction with the teacher the better learners Learning Achievement of Islamic Education. Keywords: Interaction, Achievement, Islamic Education KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongann-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Sebuah kebahagiaan yang tidak terkira manakala penulis berhasil menuliskan pengantar ini sebagai tanda selesainya skripsi yang sekian lama tertunda disela-sela aktivitas. Oleh karenanya sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan yang mendalam, sudah sepatut dan selayaknya untuk menghaturkan ungkapan terima kasih atas dorongan dan bantuan yang tak kenal pamrih, nasehat, bantuan moril dan materiil yang telah diberikan oleh banyak pihak. Kiranya tidak berlebihan apabila dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Imam Satibi, M.Pd.I selaku rektor IAINU Kebumen 2. Drs. Sudadi, M.Pd.I dan DR. H. Rahmat Raharjo, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah berkenan membimbing penulis hingga menyelesaikan skripsi ini. 3. Asep Nurhaedi, SE selaku Kepala SMP Islam Wadaslintang beserta segenap Guru dan Karyawan atas bantuan yang diberikan kepada penulis dalam melakukan penelitian. 4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Tarbiyah yang telah memberikan ilmu kepada kami selama kami belajar di IAINU Kebumen 5. Ayah dan Ibu tercinta yang telah selalu memberi motivasi dan doa dalam pengerjaan skripsi ini Pada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian rasa terima kasih yang tulus dengan diiringi do’a semoga Allah SWT membalas amal kebaikan mereka dengan sebaik-baik balasan. Penulis menyadari kebenaran dan kesempurnaan telah penulis usahakan semaksimal mungkin, namun demikian secara objektif penulis merasa bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ’Alamin. Kebumen, Oktober 2014 Penyusun Muhammad Sodik NIM. 2104070 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL............................................................................................ i HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi ABSTRAKSI........................................................................................................... vii ABSTRACT............................................................................................................. viii KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi DAFTAR TABEL.................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR............................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………... A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. B. Pembatasan Masalah ..…………………………………….... C. Perumusan Masalah …. …………………………………….. D. Penegasan Istilah ………………………………………….... E. Tujuan Penelitian ………………………………………….... F. Kegunaan Penelitian ………………………………………... 1 1 4 5 5 8 9 BAB II KAJIAN TEORITIS ...................................................................... A. Landasan Teori …………………………………………........ 1. Guru Pendidikan Agama Islam......................................... 2. Interaksi Guru Dengan Peserta Didik................................ 3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam............................ B. Penelitian Terdahulu................................................................. C. Hipotesis.. ................................................................................ D. Instrumen Penelitian................................................................. 10 10 10 22 32 47 51 52 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... A. Pendekatan Penelitian ............................................................ B. Desain Penelitian ..................................................................... C. Subjek Penelitian ..................................................................... D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... E. Teknik Analisis Data................................................................ 53 53 54 54 55 57 BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................... A. Gambaran Umum SMP Islam Wadaslintang........................... B. Deskripsi Pembelajaran PAI Peserta Didik Kelas VIII SMP Islam Wadaslintang………………………………………….. C. Data Interaksi Guru dengan Peserta Didik dan Prestasi Belajar PAI Peserta Didik Kelas VIII SMP Islam Wadaslintang............................................................................ D. Analisis Data............................................................................ 60 60 67 72 78 BAB V PENUTUP........................................................................................ A. Kesimpulan............................................................................... B. Saran......................................................................................... C. Kata Penutup............................................................................ 85 85 86 87 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1 : Jumlah Peserta Didik Dalam Lima Tahun Terakhir………………… 65 Tabel 2 : Kondisi Siswa dan Prosentase Kelulusan Lima Tahun Terakhir……. 65 Tabel 3 : Struktur Kurikulum SMP Islam Wadaslintang……………………… 67 Tabel 4 : Data angket interaksi guru dan peserta didik berdasarkan Responden 74 Tabel 5 : Data angket interaksi guru dan peserta didik item soal……………... 75 Tabel 6 : Nilai Hasil Prestasi Belajar PAI…………………………………….. 78 Tabel 7 : Deskripsi Data Interaksi antara Guru dan Peserta Didik……………. 79 Tabel 8 : Sebaran Jumlah Siswa berdasarkan Kategori pada Tingkat Interaksi antara guru dan peserta didik………………………………………... 79 Tabel 9 : Deskripsi Data Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam………….. 80 Tabel 10 : Sebaran jumlah siswa berdasarkan kategori pada tingkat Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam…………………………………… 81 Tabel 11 : Kerja Persiapan Korelasi Product Moment…………………………. 82 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Struktur Organisasi SMP Islam Wadaslintang…………… 63 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, pendidikan merupakan suatu faktor yang menentukan. Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan dapat membantu manusia untuk memiliki pengetahuan, kepribadian dan keterampilan. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan di atas, maka lembaga pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah sudah barang tentu mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, peran serta dan keterlibatan semua pihak sangat diperlukan demi tercapainya tujuan dan cita-cita yang diharapkan. Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dimana individu diberi pertolongan mengembangkan kekuatan bakat, kemampuan dan minatnya. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan di bawah ini: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membenuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakawa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mendiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” ) Melihat tujuan pendidikan tersebut diatas, tentunya tidaklah mudah untuk mencapainya secara maksimal mengingat dalam pelaksanaan pendidikan sering mengalami kesulitan dan kendala yang menghambat. Dalam hal ini menuntut adanya interaksi yaitu yang berupa interaksi edukatif, dalam upaya mencari jalan keluar agar segala kesulitan dan kendala yang dirasakan itu dapat teratasi, sehingga akhirnya dapat tercapai tujuan yang dimaksud. Dalam rangka membina, membimbing dan memberikan motivasi ke arah yang dicita-citakan, maka hubungan guru dan peserta didik harus bersifat efukatif. Guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, gembira, semangat, tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna mentransfer ilmu kepada peserta didik. Guru yang mengajar dan peserta didiklah yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi inilah yang kemudian melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan materi sebagai medianya. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman digunakan untuk mempersiapkan program pengajaran yang baik dan sistematis ). Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan yaitu memahami kedudukan metode pengajaran sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan dan kegagalan guru dalam menjalankan proses belajar mengajar banyak ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan metode mengajar. Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, oleh karena itu guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut ufdntuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar peserta didik berada pada tingkat yang optimal. Salah satu dampak komunikatif adalah dapat membangkitkan motivasi peserta didik. Motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. ) Seorang guru memiliki andil besar dalam membangkitkan motivasi peserta didik. Untuk itu, diharapkan seorang guru mampu memperhatikan perilaku peserta didik dengan mengambil langkah¬-langkah yang dapat menimbulkan motivasi belajar bagi peserta didik, baik di sekolah maupun di rumah. Hanya dengan motivasilah peserta didik dapat bergerak hatinya untuk belajar bersama temannya yang lain. Berdasarkan survey awal di SMP Islam Wadaslintang, didapatkan data masih adanya sekelompok peserta didik yang belum termotivasi untuk belajar, ini terbukti pada saat proses belajar-mengajar berlangsung, kadang ada peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran, dan hanya membicarakan masalah yang tidak ada sangkutpautnya dengan pelajaran, bahkan mereka menggunakan waktunya untuk bermain di dalam ruangan. Mengingat betapa pentingnya, dan semua itu perlu juga adanya keberhasilan dalam proses belajar mengajar, dan dalam kegiatan belajar mengajar juga tidak lepas lagi dari peranan guru sebagai tenaga pengajar yang profesional yang dapat memotivasi untuk belajar kepada para peserta didiknya agar tumbuh keinginan atau minat belajar dalam sekolah. Bahwa interaksi guru dengan peserta didik saat pembelajaran belum dilaksanakan secara baik, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan perlu ditingkatkan. Agar dapat menemukan data lebih jelas mengenai permasalahan tersebut di atas, untuk itu penulis memfokuskan pada Interaksi Guru terhadap peserta didik, dan bagaimana pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta didik Kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014” B. Pembatasan Masalah Untuk lebih praktisnya maka dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada: 1. Interaksi guru dengan peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Pengaruh antara Interaksi guru dengan peserta didik terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana interaksi guru dengan peserta didik dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Bagaimana hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Bagaimana pengaruh antara interaksi guru dengan peserta didik terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014? D. Penegasan Istilah Untuk memperoleh serta menghindari adanya kesalah fahaman dalam menafsirkan judul skripsi ini, maka penulis memberikan batasan pada beberapa istilah yang terdapat dalam skripsi berikut ini: 1. Pengaruh Pengaruh adalah “Daya yang ada atau timbul dari sesuatu benda, oarng yang turut menentukan keadaan, watak, kepercayaan, dan sebagainya.” ) Jadi yang dimaksud dengan pengaruh disini adalah efek yang ditimbulkan oleh suatu proses interaksi belajar mengajar antara guru dengan peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, diantaranya meningkat ketekunan dalam bealajar ataupun semakin baik kepribadiannya. 2. Interaksi Interaksi berarti komunikasi timbal-balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, yakni bertujuan mencapai pengertian bersama yang kemudian untuk mencapai tujuan. ) Dalam penelitian ini yang dimaksud interaksi adalah hubungan yang dinamis dalam pembelajaran antara guru dan peserta didik atau sebaliknya dalam proses belajar mengajar sehingga nantinya dapat membantu peserta didik untuk mencapai prestasi belajar. 3. Guru Guru adalah pendidik profesioanal dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. ) Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 3 disebutkan: “Guru adalah pendidik profesional yang tugas utama adalah mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidiikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.” ) Adapun yang dimaksud dengan guru dalam penelitian ini adalah seseorang yang bertugas untuk dapat mengembangkan, mendidik dan mendorong seseorang individu atau peserta didik untuk bisa mempunyai keinginan yang menuju kedalam tujuan pendidikan yaitu membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan anak didk yang beriman berakhlaq mulia, sehat, berilmu serta bertanggung jawab. 4. Prestasi Belajar Menurut Hasan Alwi dalam Kamus Bahasa Indonesia “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan/dikerjakan”. ) Belajar menurut Muhibbin Syah adalah “Tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.” ) Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil atau nilai dari evaluasi yang dilakukan oleh guru dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik setelah proses usaha yang dilakukan dan telah dicapai oleh seorang peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 5. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan ketrampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. ) Yang dimaksud Pendidikan Agama Islam di sini adalah usaha sadar dari Guru PAI dalam membimbing, memelihara baik jasmani dan rohani pada tingkat individu dan sosial, untuk mengembangkan fitrah manusia berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya manusia ideal (insan kamil) yang berkepribadian muslim dan berakhlak terpuji serta taat pada agama Islam 6. SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo adalah Sekolah Menengah Pertama swasta di bawah naungan yayasan LP Ma’arif di Kecamatan Wadaslintang, yang tepatnya beralamat Dusun Menggora Desa Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. E. Tujuan Penelitian 1. Untuk menguraikan pengaruh interaksi guru dengan peserta didik dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Untuk mendapatkan gambaran hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Untuk mengungkap pengaruh antara interaksi guru dengan peserta didik terhadap pengamalan Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014. F. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis Manfaat secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penerapan model-model pembelajaran untuk meningkatkan hasil proses pembelajaran dan hasil belajar di kelas. Selain itu juga sebagai kontribusi teori interaksi edukatif dalam belajar Pendidikan Agama Islam dan sebagai evaluasi konsep-konsep teori interaksi edukatif belajar Pendidikan Agama Islam 2. Secara Praktis Adapun manfaat secara praktis adalah Untuk memberikan pemikiran usaha guru PAI dalam meningkatkan interaksi dalam proses belajar mengajar di SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo, memberikan motivasi pada guru atau pengajar PAI untuk terus menerus melakukan perbaikan dan memotivasi dan sebagai penjelasan bagi generasi penulis yang sejenis. BAB II KERANGKA TEORITIS A. Landasan Teori 1. Interaksi Pembelajaran Interaksi berarti komunikasi timbal-balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, yakni bertujuan mencapai pengertian bersama yang kemudian untuk mencapai tujuan. ) Yang dimaksud interaksi adalah hubungan yang dinamis dalam pembelajaran antara guru dan peserta didik atau sebaliknya dalam proses belajar mengajar sehingga nantinya dapat membantu peserta didik untuk mencapai prestasi belajar Interaksi dalam suatu proses belajar mengajar adalah suatu interaksi yang khas. Dalam interaksi PBM kita memiliki tujuan untuk merubah orang lain, baik dalam pikiran, sikap maupun tindakannya. Interaksi yang demikian biasa dikenal dengan istilah “interaksi edukatif”. Jadi interaksi dalam PBM adalah suatu interaksi edukatif. Dengan konsep interaksi sebagai interaksi edukatif maka muncullah istilah guru di satu pihak dan anak didik di pihak lain. Keduanya berada dalam interaksi edukatif dengan fungsi, tugas, dan tanggung jawab yang berbeda, namun bersama-sama mencapai tujuan pendidikan. Guru bertanggung jawab untuk “mengantarkan” anak didik ke arah tujuan pendidikan dengan berbagai uapaya. Sedangkan anak didik berusaha untuk mencapai tujuan itu dengan bantuan dan pembinaan dari guru. Interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya, sehingga interaksi tersebut merupakan hubungan yang bermakna dan kreatif. Semua unsur interaksi edukatif harus berproses dalam ikatan tujuan pendidikan. Dalam proses interaksi tersebut dibutuhkan komponen pendukung (ciri-ciri interaksi edukatif) yaitu (1) Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan: yakni untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu. Interaksi belajar mengajar sadar tujuan, dengan menempatkan peserta didik sebagai pusat perhatian peserta didik mempunyai tujuan, (2) Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah dilaksanakan. Dalam melakukan interaksi perlu adanya prosedur, atau langkah-langkah sistematik yang relevan, (3) Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Materi didesain sehingga dapat mencapai tujuan dan dipersiapkan sebelum berlangsungnya interaksi belajar mengajar, (4) Ditandai dengan adanya aktivitas peserta didik. Peserta didik sebagai pusat pembelajaran, maka aktivitas peserta didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar, (5) Dalam interaksi belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbing. Guru memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi dan sebagai mediator dan proses belajar mengajar, (6) dalam interaksi belajar mengajar membutuhkan disiplin. Langkah-langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan, (7) Ada batas waktu. ) a. Interaksi Guru dengan Peserta didik Dalam suatu institusi ada satu tujuan yang harus dicapai. Dan setiap komponen (baca: manusia) yang termasuk di dalamnya memiliki tugas untuk mencapainya (tujuan institusi menjadi tugas bagi setiap manusia yang diamanahi dalam institusi tersebut). Dengan demikian baik guru maupun peserta didik memiliki tugas untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tugas peserta didik adalah belajar. Ini berarti peserta didik adalah diri yang aktif untuk melakukan suatu proses yang namanya belajar sehingga dapat menguasai berbagai pengetahuan, keterampilan sikap dan perilaku baru yang akan menjadi bekal dalam menjalani hidupnya, dengan kata lain peserta didik adalah subjek belajar. Melalui interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi sesama siswa (komunikasi dua arah dan multi arah) dalam proses belajar mengajar akan menimbulkan perubahan perilaku siswa bagi yang berdimensi ranah cipta, rasa, maupun ranah karsa. ) Dalam sebuah Interaksi PBM, guru memiliki peran yang sangat krusial. Banyak guru tidak menyadari betapa peran yang dijalankannya harus memiliki dampak bagi pengkondisian peserta didik agar menjadi subjek belajar. Peserta didik dapat menjadi subjek belajar apabila dalam interaksi yang terjalin selama PBM, guru berperan sebagai organisator, motivator dan fasilitator. Saya akan jelaskan hal ini dalam tulisan yang berbeda. Dan saya mengajukan pengertian yang berbeda dari pengertian yang telah ada dari peran guru dalam PBM. Jadi pada akhirnya, sebuah interaksi PBM yang benar-benar dapat menghantarkan peserta didik pada sebuah pencapaian tujuan yang ditetapkan, adalah sebuah interaksi sederajat, guru sebagai subjek, demikian juga peserta didik. Masing-masing orang yang terlibat dalam interaksi PBM harus dihargai sebagai seorang manusia dengan berbagai kebutuhan dan kemampuannya. Interaksi dalam pembelajaran lebih dikenal dengan istilah interaksi edukatif. interaksi edukatif secara spesifik merupakan proses atau interaksi belajar mengajar itu, memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan dengan bentuk interaksi lain. ciri-ciri interaksi belajar mengajar tersebut yaitu: 1) Interaksi belajar-mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu. 2) Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang terencana. Agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu adanya prosedur atau langkah-langkah sistematis dan relevan. 3) Interaksi belajar-mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan. 4) Ditandai dengan adanya aktivitas peserta didik. Sebagai konsekuensi bahwa peserta didik merupakan sentral, maka aktivitas peserta didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar. 5) Dalam interaksi belajar-mengajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam peranannya sebagai pembimbing ini guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. 6) Di dalam interaksi belajar-mengajar membutuhkan disiplin. Disiplin dalam interaksi belajar-mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh semua pihak dengan secara sadar, baik pihak guru maupun pihak peserta didik. 7) Ada batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok peserta didik), batas waktu menjadi salah-satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus sudah tercapai. ) Peran guru sebagai guru lebih dominan dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam proses pembelajaran sehebat apapun perangkat pembelajaran dibuat oleh guru dan kompetensi guru yang baik tanpa interaksi antara guru dan peserta didik yang harmonis maka tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai optimal. Guru harus mampu menguasahi pola interaksi dan tehnik komunikasi yang baik dalam proses pembelajaran. Peran guru sebagai orang tua dilakukan di lingkungan sekolah lebih bersifat hubungan emosional dan penyeteraan perasaan guru dan peserta didik. Peserta didik akan merasa aman dan nyaman di lingkungan sekolah. Interaksi lebih berdasarkan kasih sayang dan saling pengertian oleh karenanya keterbukaan peserta didik dalam hal permasalahan pribadi maupun masalah yang berhubungan dengan pembelajaran dapat terungkap. Dalam hal ini guru harus tahu betul karakteristik peserta didik untuk menentukan sikap yang berkaitan dengan kebijakan pembelajaran. b. Faktor-faktor Interaksi Edukatif Masalah interaksi belajar mengajar merupakan masalah yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor yang saling terkait satu sama lain. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil interaksi belajar mengajar; terdapat dua faktor yang sangat menentukan, yaitu faktor guru sebagai subjek pembelajaran dan faktor peserta didik sebagai objek pembelajaran. Tanpa ada faktor guru dan peserta didik dengan berbagai potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki, tidak mungkin proses interaksi belajar mengajar di kelas atau di tempat lain dapat berlangsung dengan baik. Namun, pengaruh berbagai faktor lain tidak boleh diabaikan, misalnya faktor media dan instrumen pembelajaran, fasilitas belajar, infrastruktur sekolah, fasilitas laboratorium, manajemen sekolah, sistem pembelajaran dan evaluasi, kurikulum, metode dan strategi pembelajaran, dan sebagainya. ) Kesemua faktor-faktor di luar faktor guru dan peserta didik tersebut berkontribusi berarti dalam meningkatkan kualitas dan hasil interaksi belajar mengajar di kelas dan tempat belajar lainnya. Fasilitas belajar yang tersedia dalam jumlah memadai di suatu sekolah atau lembaga pendidikan juga memberikan sumbangan yang besar dalam membantu memfasilitasi guru dan peserta didik di kelas atau di tempat belajar lainnya dalam menyukseskan proses belajar mengajar. Tanpa ada fasilitas belajar yang tersedia dalam jumlah yang memadai di sekolah, proses interaksi belajar mengajar antara guru dan peserta didik kurang dapat berjalan secara maksimal dan optimal. 1) Faktor kurikulum juga memegang peranan penting dalam memperlancar interaksi belajar mengajar di kelas. Kurikulum yang disusun sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan mental peserta didik, sesuai dengan tuntutan kebutuhan peserta didik dan kebutuhan orangtua peserta didik, masyarakat, dan dunia kerja, serta sesuai dengan kebutuhan guru sebagai pendidik dan pembelajaran di kelas akan mendukung pencapaian interaksi belajar mengajar yang optimal dan maksimal, sehingga keluaran suatu lembaga pendidikan akan lebih berkualitas. 2) Faktor metode dan strategi, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. ) Guru yang menerapkan metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan dan perbedaan individual peserta didik akan dapat memperlancar dan menyukseskan intraksi belajar mengajar di kelas. 3) Sistem manajemen sekolah juga berpengaruh terhadap keberhasilan proses dan hasil interaksi belajar mengajar di kelas. Suatu sekolah yang menerapkan manajemen terbuka dan transparans akan lebih berpeluang sukses dalam mengelola sistem pembelajaran secara profesional melalui interaksi belajar mengajar di kelas ketimbang dengan sekolah yang menerapkan manajemen tertutup. Bahkan Hasan Basri menyatakan bahwa manajemen berbasis sekolah yang diterapkan oleh suatu sekolah diberi kebebasan strategi, metode dan teknik pembelajaran dan pengejaran yang paling efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, karakteristik guru dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah. ) 4) Sistem evaluasi proses dan hasil pembelajaran juga menentukan interaksi belajar mengajar di kelas. Guru yang menerapkan sistem evaluasi dengan pendekatan Penilaian Berbasis Kelas. Untuk mendapatkan data penilaian hasil belajar yang valid, guru dapat menjaring data tersebut selama pembelajaran berlangsung melalui prosedur, teknik, dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai. ) Selain itu, guru akan memotivasi maksimal dan optimal para peserta didik untuk belajar keras dan intensif, karena penilaian ditekankan kepada proses dan hasil pembelajaran. Kesemua faktor-faktor penentu keberhasilan interaksi belajar mengajar dan permasalahannya yang telah dikemukakan di atas, harus diperhatikan oleh para calon guru dan para guru serta peserta didik. Pengetahuan dan pemahaman tentang faktor-faktor penentu keberhasilan interaksi belajar mengajar dan permasalahannya oleh para calon guru, para guru, dan peserta didik akan dapat menumbuh kembangkan minat dan motivasi bagi para guru dan peserta didik dalam melaksanakan interaks belajar mengajar di kelas. Interaksi belajar mengajar yang sukses di kelas akan mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas secara mikro dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat lembaga pendidikan, serta kualitas pendidikan secara makro (regional dan nasional). c. Pola Interaksi Guru dengan Peserta didik Untuk mencapai interaksi dalam pembelajaran dibutuhkan komunikasi antara keduanya, yang memadukan dua kegiatan, yaitu kegiatan mengajar (usaha guru) dan kegiatan belajar (tugas peserta didik). Guru perlu mengembangkan komunikasisecara efektif dalam proses pembelajaran. Menurut Ramayulis ada tiga pola komunikasi dalam proses interaksi belajar mengajar, antara lain sebagai berikut: 1) Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah. Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan peserta didik sebagai penerima aksi. Guru aktif, peserta didik pasif. 2) Komunikasi sebagai interaksi antau komunikasi dua arah. Pada komunikasi ini antara guru dan murid memiliki peranan yang sama yakni pemberi aksi dan penerima aksi dengan arti keduanya dapat saling memberi dan menerima aksi. 3) Komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah. Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi yang dinamis antara guru dan murid, tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. ) Hasibuan & Moedjiono mengemukakan beberapa pola interaksi dalam pembelajaran sebagai berikut: ) 1) Pola guru-peserta didik Komunikasi sebagai aksi satu arah 2) Pola guru-anak didik-guru ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antara peserta didik (komunikasi sebagai interaksi) 3) Pola guru-anak didik-anak didik Ada balikan dari guru, anak didik saling belajar satu sama lain. 4) Pola guru-anak didik, anak didik-guru, anak didik-anak didik Interaksi optimal antara guru dan anak didik dan antara anak didik dengan anak didik (komunikasi sebagai transaksi multi arah) Dari pola intraksi pendidikan di atas, dapat diketahui bahwa pola-pola interaksi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, pola satu arah dimana interaksi hanya diperankan oleh pendidik saja, sementara murid kurang dilibatkan (guru aktif, murid pasif) maka pola interaksi ini dapat dikatakan interaksi yang kurang ideal dan kurang mendapat sambutan yang hangat dari peserta didik. Sementara komunikasi multi arah adanya interaksi yang menggambarkan suasana yang hidup dan akrab, menyenangkan dan membangkitkan motivasi anak didik untuk saling aktif dan saling pengaruh-mempengaruhi satu sama lain, sehingga pola interaksi seperti ini dapat digolongkan kepada pola interaksi yang dinamis, dengan kata lain dapat memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada peserta didik dalam membangkitkan pola pikir dan mengembangkan potensi diri 2. Guru Pendidikan Agama Islam Istilah guru sekarang telah mendapat arti yang sangat luas dalam masyarakat. Guru memang menempati kedudukan yang sangat terhormat dihadapan masyarakat, kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat yakin dapat mendidik anak mereka agar menjadi anak yang berkepribadian mulia dan berilmu tentunya. Mengenai pengertian guru ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya menurut Zakiah Daradjat yang mengungkapkan pendapatnya bahwa guru adalah pendidik profesional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya untuk menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul dipundak orang tua. ) Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 3 disebutkan: “Guru adalah pendidik profesional yang tugas utama adalah mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.” ). Dari definisi di atas dapat diambil pengertian bahwa guru adalah seseorang yang mempunyai tugas mengajar atau pekerjaan mengajar suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu dan mengembangkan, mendidik dan mendorong seorang individu atau peserta didik untuk bisa mempunyai keinginan yang menuju ke dalam tujuan pendidikan yaitu membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjadikan anak didik yang beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu serta bertanggung jawab. Namun pada awalnya tugas mendidik anak adalah tugas murni kedua orang tuanya, akan tetapi karena perkembangan, pengetahuan, ketrampilan, sikap, serta kebutuhan hidup sudah sedemikian luas dan rumit maka orang tua tidak mampu lagi melaksanakan sendiri tugas mendidiknya sehingga menitipkan anaknya kedalam pendidikan formal atau non formal. a. Syarat-Syarat Guru Pendidikan Agama Islam Profesi sebagai guru merupakan jabatan atau pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dalam bidang keguruan, untuk itu harus memiliki syarat-syarat tertentu. Hal ini justru menunjang martabat guru dan mejadikan mutu pendidikan dan pengajaran yang diberikan. Syarat-syarat tersebut menurut Zakiah Daradjat tidak sembarangan, tetapi harus memiliki beberapa prasyarat sebagai berikut : 1) Takwa kepada Allah SWT Guru, sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik anak didik bertakwa kepada Allah SWT, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya. 2) Berilmu Ijasah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang diperlukan untuk suatu jabatan. 3) Sehat Jasmani Kesehatan jasmani sering dijadikan salah satu syarat bagi mereka yang melamar untuk menjadi guru, karena dalam kegiatan pembelajaran sangatlah penting seorang guru dalam keadaan sehat jasmani agar proses kegiatan belajar berjalan dengan lancar dan baik. 4) Berkelakuan baik. Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak didik, guru harus menjadi tauladan karena anak didik bersifat suka meniru. ) Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa, untuk menjadi seorang guru tidak hanya memahami syarat-syarat formal saja, tetapi syarat dari pribadi guru itu juga sangat dianjurkan untuk dimiliki oleh seseorang guru gara dapat menjadi suri tauladan bagi para peserta anak didik dalam kegiatan belajar mengajar. Sardiman AM dalam bukunya ”Interaksi dan Motiasi Belajar Mengajar” mengungkapkan syarat-syarat menjadi guru harus menjadi guru harus memiliki dan memahami prasyarat sebagai berikut antara lain: 1) Prasyarat Administratif Syarat ini meliputi: soal kewargaan, umur sekurang-kurangnya 18 tahun, berkelakuan baik dan mengajukan permohonan. 2) Prasyarat Teknis Prasyarat seorang guru yang bersifat formal yaitu harus berijasah guru, meguasai syarat-syarat teknik mengajar, trampil mendesain program pengajaran serta memiliki motivasi dan cita-cita memajukan pendidikan. 3) Persyarat Psikis Guru harus memiliki kesehatan jasmani, dewasa dalam bertindak dan berpikir, mampu mengendalikan emosi, sabar, sopan dan patuh pada normal. 4) Persyaratan Fisik Sehat jasmani, tidak cacat, rapi dan bersih. ) Dari uraian tersebut di atas, maka dapat penulis pahami bahwa untuk menjadi calon guru syarat yang harus dimiliki adalah bukan hanya syarat syarat yang bersifat formal: pengetahuan, ijazah, dan ketrampilan mengajar saja, tetapi juga perlu hanya sebagai seorag guru juga memiliki kondisi dari dalam dan luar pribadi seperti sehat jasmani dan rohani (psikis, religiusitas, dan moralitas) b. Peran guru Sehubungan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing, maka diperlukan adanya peran pada diri guru. Dalam Pendidikan tidak bisa dilepaskan dari peran seorang guru agar tercapainya suatu tujuan dalam pendidikan, tanpa adanya peranan dari guru sangat tidak terjamin dan bahkan tidak mungkin akan berjalan suatu proses belajar mengajar terlebih dahulu penulis sampaikan pendapat para ahli tentang perana guru. James W Born sebagaimana dikutip oleh Sardiman AM, mengatakan bahwa peranan guru antara lain menguasai dan mengembangakan matri pelajaran, merencanakn dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan peserta didik. ) dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru sebagi tenaga profesional dituntut untuk dapat selalu berperan aktif dan menerapkan kedudukannya sesuai tugasnya dan tidak dapat meninggalkannya tanpa ijin yang jelas. Ada beberapa peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar antara lain: 1) Korektor sebagai korektor guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk 2) Inspirator sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. 3) Informator Sebagai informator guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pengajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. 4) Organisator Sebagai organisator adalah guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik dan sebagainya. 5) Motivator Sebagai motofator guru dapat mendorong anak didiknya agar bergairah dan aktif belajar. 6) Inisiator dalam peerencanaan sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. 7) fasilitator Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik 8) Pembimbing Peranan ini harus dipentingkan, karena kehadiran guru disekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa yang cakap. 9) Mediator Guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar peserta didik, misalnya memberikan jalan ke luar kemacetan dalam kegiatan diskusi peserta didik. Mediator juga diartikan penyedia media, bagaimana cara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media. 10) Supervesor Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis proses pembelajaran. 11) Evaluator Guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan instrinsik. ) Semua peranan guru diatas dapat penulis pahami bahwa guru adalah pilar utama pelestarian kebudayaan dan peradaban kehidupan berbangsa, artinya guru mempunyai peran yang penting dalam membentuk pola pikir dan pola tingkah laku anak bangsa. c. Tugas-tugas guru Sebenarnya antara tugas guru dan tanggung jawab guru adalah dua istilah yang sulit dibedakan atau dipisah-pisahkan. Tanggung jawab guru yang terpenting adalah merencanakan dan menuntut murid-murid melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Jabatan guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas, maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Masalah utama pekerjaan profesi adalah implikasi dan konsekuensi jabatan tersebut terhadap tugas dan tanggung jawab. Tugas guru ada tiga yaitu mendidik, mengajar dan melatih. ) Tugas mendidik lebih menekankan pada pembentukan jiwa, karakter dan kepribadian berdasarkan nilai-nilai. Tugas mengajar lebih menekankan pada pengembangan kemampuan penalaran dan tugas melatih menekankan pada pengembangan kemampuan penerapan tehnologi dengan cara melatih berbagai keterampilan. Peter Amstrong sebagaimana dikutip Nana Sudjana mengemukakan juga diantara tugas dan tanggung jawab guru adalah: 1) Tanggung jawab dalam pengajaran 2) tanggung jawab dalam memberikan bimbingan 3) Tanggung jawab mengembangakan kurikulum. 4) Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi 5) Tanggung jawab membina hubungan masyarakat. ) Peter Amstrong menyebutkan tugas guru selain tugas membimbing juga guru mempunyai tugas terhadap diri sendiri yaitu mengembangkan kurikulum dan membina hubungan dengan masyarakat. Sedangkan Nana Sudjana dalam bukunya yang berjudul ”Dasar-Dasar Proses belajar mengajar” membagi tugas guru yaitu: “Guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing dan guru sebagai administrasi kelas.” ) Sedangkan menurut Jauhari tugas guru dibagi menjadi dua yaitu tugas umum dan tugas khusus. Secara umum tugas guru atau pendidik adalah: 1) Mujadid, yakni sebagai pembaharu ilmu, baik dalam teori maupun praktek, sesuai syariat Islam 2) Mujtahid, yakni sebagai pemikir yang ulung; dan 3) Mujahid, yaitu sebagai pejuang kebenaran. ) Sedangkan secara khusus tugas pendidik di lembaga pendidikan adalah sebagai: 1) Perencana, mempersiapkan bahan, metode, dan fasilitas pengajaran serta mental untuk mengajar. 2) Pelaksana, memimpin dalam proses pembelajaran. 3) Penilai, mengumpulkan data, mengklasifikasi, menganalisa dan menilai keberhasilan PBM 4) Pembimbing, membimbing, menggali, serta mengembangkan potensi murid/peserta didik ke arah yang lebih baik. ) Dari uraian di atas dapat penulis pahami bahwa secara garis besar, seorang guru mempunyai tugas kemanusiaan tugas dalam profesi dan bidang dalam kemasyarakatan, tugas-tugas tersebut yang akan mengantarkan pada tugas pembelajaran (inovator dan kreatif), membentuk gerak maju kehidupan bangsa (Masyarakat) dan penganti peran orang tua. Dari beberapa tugas tersebut yang paling utama adalah tugas mengajar, tugas administrasi dan tugas bimbingan. Dalam tugas tersebut di atas sebenarnya tugas guru tidak haya mengajar, mereka juga bertugas mendidik dengan cara selain mengajar yaitu dengan mengembangkan dan mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari sifat demokratis, sikap terbuka, yang dicontohkan mereka kepada murid, baik dalam proses belajar belajar atau berinteraksi dengan siapapun. d. Kompetensi Guru PAI Kompetensi yang berarti kecakapan atau kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. ) Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 10 tentang Guru dan Dosen disebutkan: kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. ) Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru baik dari segi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku. Dengan kemampuan tersebut, ia dapat menjalankan tugas keprofesiannya sebagai guru. Kemampuan tersebut harus dimiliki, dikuasai, dan dihayati. Sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai guru, maka harus memiliki kemampuan. Sedangkan kompetensi guru yang telah ditentukan oleh Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional sebagai berikut: 1) Mengembangkan kepribadian 2) Menguasai landasan kependidikan 3) Menguasai bahan pembelajaran 4) Menyusun program pengajaran 5) Melaksanakan program pengajaran 6) Menilai hasil dalam proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan 7) Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran 8) Menyelenggarakan program bimbingan 9) Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat 10) Menyelenggarakan administrasi sekolah. Menurut Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 Pasal 10 ayat 1 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi paedadogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. ) Begitu juga dalam Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan menjelaskan kompetensi sebagai agen pembelajaran meliputi : 1) Kompetensi Paedadogik Dalam penjelasan atas Undang-undang No. 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang Guru dan Dosen, Kompetensi paedadogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. ) Depdiknas, menyebutkan kompetensi ini dengan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian. Depdiknas mengemukakan kompetensi penyusunan rencana pembelajaran meliputi (1) mampu mendeskripsikan tujuan, (2) mampu memilih materi, (3) mampu mengorganisir materi, (4) mampu menentukan metode/strategi pembelajaran, (5) mampu menentukan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran, (6) mampu menyusun perangkat penilaian, (7) mampu menentukan teknik penilaian, dan (8) mampu mengalokasikan waktu. Berdasarkan uraian di atas, kompetensi paedadogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang mencakup merencanakan program pembelajaran, melaksanakan interaksi atau mengelola proses pembelajaran, dan melakukan penilaian. Seorang guru yang memiliki kompetensi paedadogik harus dapat membuat program tahunan (PROTA), program semester (PROMES), rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menggunakan media dan metode pembelajaran serta mampu memberikan penilaian atau melakukan evaluasi untuk melihat keberhasilan peserta didik dan perbaikan bagi guru, peserta didik dan pendidikan. 2) Kompetensi Kepribadian Penjelasan atas Undang-undang RI No, 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang Guru dan Dosen, menjelaskan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didiknya. ) Berdasarkan uraian di atas, kompetensi kepribadian adalah guru yang memiliki jiwa yang mantap baik dari segi ilmu dan akhlak, sosok yang berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didiknya. Kepribadian guru tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik. Guru harus dapat menjadi teladan bagi anak didiknya. Seorang guru yang memiliki kompetensi kepribadian tidak mengenal lelah, penuh dedikasi, dan loyalitas dalam menjalankam tugasnya. Dengan hal tersebut dapat membuatnya peserta didik semangat dalam belajar dan memiliki motivasi yang tinggi. Karakter guru yang dicintai oleh anak didik adalah guru yang memiliki sifat lemah lembut dan berbudi luhur; ramah dan menjauhi sifat bengis; hati yang penuh kasih sayang; mengambil yang termudah dari dua urusan selama tidak mengundang dosa; bersifat fleksibel atau luwes; menjauhkan diri dari amarah; berlaku moderat dan membatasi diri dalam memberikan nasihat. 3) Kompetensi Profesional Dalam penjelasan UU RI No, 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang Guru dan Dosen, menjelaskan bahwa kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. ) Yang paling terpenting dalam dalam kompetensi professional adalah memahami dan menguasi mata pelajaran yang menjadi profesinya. Misalnya seorang guru lulusan sarjana pendidikan Islam jurusan PAI, maka harus mengajar tentang pendidikan Islam seperti fiqih, aqidah akhlak bukan menjadi guru olahraga dan matematika. 4) Kompetensi Sosial Guru yang baik adalah guru yang mampu beradaptasi dengan murid, sesama guru dan masyarakat. Guru yang baik adalah guru yang mampu membawa dan mengantar murid berhasil mencapai tujuan pengajaran. Interaksi antara guru dan murid di kelas menandakan guru yang memiliki jiwa sosial. Kelas yang bersih dan rapi merupakan salah satu ciri guru tersebut memiliki jiwa sosial dan banyak contoh yang lainnya. Menurut penjelasan atas UU RI No. 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang Guru dan Dosen, kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. ) 3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Sebelum membicarakan tentang Pendidikan Agama Islam, maka perlu kiranya mengetahui terlebih dahulu tentang pengertian secara umum sebagai titik tolak untuk memberikan pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI), menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai: “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. ) Menurut Nur Uhbiyati pendidikan Agama Islam adalah: “Uraian secara sistematis dan ilmiah tentang bimbingan atau tuntunan pendidik kepada anak didik dalam perkembangannya agar tumbuh secara wajar berpribadi muslim, sebagai anggota masyarakat yang hidup selaras dan seimbang dalam memenuhi kebutuhan hidup di dunia dan akhirat”. ) Sedangkan menurut Didin Syafruddin, PAI adalah: “Usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan dan pengalaman”. ) Zakiah Daradjat berpendapat bahwa: “Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran Agama Islam itu sebagai suatu pendangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak” ) Berdasarkan uraian seperti dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam pada dasarnya adalah bantuan yang diberikan kepada anak didik untuk mengenal dan memahami ajaran Islam dalam seluruh aspeknya agar dapat dipakai sebagai pedoman dalam perilaku kehidupan, sehingga menjadi sosok manusia yang beriman dan bertaqwa yang akan menampilkan ciri khasnya sebagai manusia yang memiliki komitmen beragama sebagai wujud ketaatan terhadap ajaran agama. b. Tujuan Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam merupakan sub sistem dari pendidikan nasional yang harus dilaksanakan untuk menopang tercapainya tujuan pendidikan nasional. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 disebutkan: “Tujuan Pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dab bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. ) Dengan demikian tujuan pendidikan nasional juga merupakan tujuan PAI, karena peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagaimana yang dimaksudkan oleh Undang-Undang hanya dapat dibina melalui PAI yang intensif dan efektif. Secara lebih rinci, sisi kelebihan tujuan PAI menurut Zubaidi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Tujuan pendidikan itu bersifat fitrah, yaitu membimbing perkembangan manusia sejalan dengan fitrah kejadiannya 2) Tujuan pendidikan Islam merentang dua dimensi yaitu tujuan akhir bagi keselamatan di dunia dan akhirat 3) Tujuan pendidikan Islam mengandung nilai-nilai universal yang tidak terbatas oleh ruang lingkup geografis dan paham-paham tertentu. ) Pendidikan Agama Islam di SMP mempunyai misi sebagai berikut: 1) Mengembangkan kemampuan dasar peserta didik menjadi muslim yang taat beribadah dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi; 2) Mengembangkan pemahaman keagamaan yang toleran, inklusif dan demokratik 3) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis dalam memahami peradaban Islam; 4) Memberikan landasan metodologik dalam memahami ajaran Islam; 5) Membangun budaya sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai Islam. ) Dari misi tersebut PAI di SMP bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik meliputi: 1) Memiliki dasar-dasar keimanan yang mantap; 2) Mengetahui ketentuan dasar beribadah; 3) Gemar membaca dan menulis huruf Al Qur’an 4) Melaksanakan shalat, puasa, infak dan sedekah; 5) Bertatakrama dan berperilaku terpuji; 6) Menghayati nilai-nilai keteladanan para rasul dan sahabat. ) c. Fungsi Pendidikan Agama Islam Pendidikan dan pendidikan Islam khususnya memiliki fungsi penting. Pendidikan diakui sebagai satu kekuatan (education of power) yang menentukan prestasi dan produk tivitas di bidang lain”.Sebagai satu kekuatan berarti pendidikan mempunyai kewenangan yang cukup kuat bagi rakyat banyak untuk menentukan suatu dunia atau arah kehidupan yang pasti. Dapat dikatakan bahwa seseorang tidak memiliki fungsi dalam kehidupan masyarakat tanpa melalui proses pendidikan. Pendidikan Islam memiliki keunikan yang tidak dimiliki pendidikan lain, dapat menumbuhkan kecerdasan intelektual, spiritual, emosional, dan sosial. Fungsi tersebut berjalan seiring dengan petumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh setiap orang. Karena itu pendidikan Islam tidak mengenal, kelompok usia tertentu, kelompok sosial tertentu, dan lingkungan pekerjaan tertentu. Akan tetapi pendidikan dapat mengikuti irama masyarakatnya. Sedangkan secara khusus Pendidikan Agama Islam di sekolah umum tingkat menengah (SMP) berfungsi sebagai: 1) Penanaman nilai ajaran Islam, sebagai pedoman mencapai kebahagian hidup dunia dan akhirat; Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga; 2) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui pendidikan agama Islam 3) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelmahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari; 4) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari; 5) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan non nyata), sistem dan fungsionalnya; Penyaluran peserta didik untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi. ) d. Ruang Lingkup Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri: a) lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secata utuh selain penguasaaan materi; b) mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia; c) memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan ketersedian sumber daya pendidikan. ) Isi pelajaran PAI didasarkan dan dikembangkan dari ketentuan-ketentuan yang ada dalam dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu Al Qur’an dan Sunnah serta diperkaya dari hasil istinbath dan ijtihad para Ulama. Komposisi kurikulum nasional PAI SMP memuat lima unsur mata pelajaran, yang meliputi: Al Qur’an, Aqidah (keimanan), Akhlak, Fikih/ibadah dan Tarikh (sejarah kebudayaan Islam). )Kelima unsur tersebut masing-masing merupakan satu atau sekumpulan bahan kajian dari bahan pelajaran PAI, yang memperkenalkan konsep, pokok bahasan, tema dan nilai yang dihimpun dalam kesatuan disiplin pengetahuan. e. Prinsip dan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam perlu mengacu pada prinsip pengembangan nilai keyakinan beragama secara konstruktif. Kerangka makro pendidikan agama perlu memberikan peluang-peluan bagi pengembangan sistem nilai pada diri peserta didik, sekaligus menumbuhkan gairah belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran yang harus ditempuh dalam Pendidikan Agama Islam antara lain: 1) Pengembangan Fitrah Fitrah adalah watak hakiki dan asli dari tiap-tiap manusia. ) Fitrah beragama peserta didik harus dipelihara dan dikembangkan dalam proses pendidikan. 2) Pemusatan Kebutuhan Prinsip ini merupakan penyeimbang terhadap kecenderungan pendidikan yang terlalu berorientasi pada materi. Seperti sering terjadi selama ini, guru cukup disibukkan dengan sejumlah perencanaan pembelajaran, sementara kebutuhan belajar peserta didik kurang diperhatikan. Pengembangan pembelajaran yang memposisikan peserta didik sebagai subjek merupakan hal yang penting. ) 3) Pembangkitan Motivasi Menurut Syamsudin Makmun, motivasi itu merupakan: a) Suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energy); atau b) Suatu keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan (prepatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to move, motion, motive) ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. ) Motivasi dapat menjadi faktor penentu keberhasilan belajar peserta didik. Motivasi belajar peserta didik dalam belajar agama masih perlu ditingkatkan. 4) Belajar Sepanjang Hayat Prinsip menuntut ilmu sejak lahir sampai masuk liang lahat relevan dengan prinsip ini. Hal terpenting dari pengembangan prinsip ini adalah bagaimana membuat peserta didik agar memiliki kesadaran belajar tidak dibatasi oleh ruang dan waktu belajar di sekolah. Pengembangan pembelajaran agama di sekolah perlu mencari format yang efektif dalam mengembangkan kegiatan belajar baik dalam intrakurikuler dan ekstrakurikuler keagamaan. ) 5) Keutuhan Kompetensi Dalam konteks pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, istilah kompetensi diartikan sebagai pemilikan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Pengertian ini mengandung arti bahwa pendidikan agama Islam tidak cukup dengan hanya mencerdaskan pikiran peserta didik, tetapi perlu pengembangan potensi lain yang berkenanaan dengan kemampuan motorik, pertimbangan nilai dan penentuan sikap peserta didik melalui topik-topik keagamaan. Pembelajaran agama memerlukan strategi mendidik yang memberikan peluang kepada peserta didik untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya. Apabila strategi itu disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan kurikulum maka strategi yang dimaksud meliputi: 1) Pemanfaatan Sumber Belajar Sumber belajar yang dimaksud meliputi sumber belajar yang sudah disediakan secara formal seperti perpustakaan, buku sumber, laboratorium, masjid dan sumber belajar lain yang dapat digali. Pemanfaatan sumber belajar yang tersedia perlu difungsikan secara optimal. 2) Penyusunan Materi Terpilih Materi terpilih adalah materi yang dianggap tepat untuk mengembangkan suatu topik pembelajaran agama. Dalam menginternalisasikan nilai keagamaan kepada peserta didik sebenarnya banyak materi yang dapat dipilih berdasarkan kebutuhan pembelajaran. 3) Penerapan Variasi Metode Pada dasarnya pendidikan agama tidak akan berhasil apabila hanya menerapkan satu metode. Setiap metode memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Penggunaan metode mengajar yang bervariasi dapat menggairahkan anak didik. ) 4) Penerapan Evaluasi Berkelanjutan Evaluasi berkelanjutan penting untuk dilakukan oleh para pendidik, karena salah satu penyebab lemahnya pendidikan agama di sekolah adalah kurang terukurnya aspek-aspek kemajuan belajar yang mewakili sikap dan nilai. Penilaian hasil belajar untuk mata pelajaran PAI dapat dilakukan melalui: a) Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi, psikomotrik, dan kepribadian peserta didik; b) Ujian, ulangan dan atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. ) f. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Metode berarti jalan untuk mencapai tujuan. Jalan itu bermacam-macam, begitu juga dengan metode. Metode Mengajar alat yang dapat merubah bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar. ) Metode bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah tujuan tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai dengan yang diinginkan. ) Penguasaan metode mengajar bagi guru Pendidikan Agama Islam adalah sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan hasil belajar. Selanjutnya dalam proses pembelajaran dan pendidikan bisa digunakan metode sesuai dengan kondisi dan situasi. Membahas berbagai metode pembelajaran sebagai mana diungkap di atas perlu mempertimbangkan karakteristik masing-masing metode tersebut. Memahami dan memilih metode perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: sifat dan tujuan belajar yang hendak dicapai, kebutuhan untuk memperkaya pengalaman belajar, kemampuan pelajar, pengelolaan waktu, pemilihan bahan, menentukan prioritas yang tepat. Dan memaksimalkan semua gaya belajar yang dimiliki pelajar dengan mempergunakan berbagai metode mengajaran sehinga setiap pelajaran tidak merasa dirugikan. ) Banyak metode instruksional yang dapat dipergunakan dalam menyajikan pelajaran kepada siswa-siswa, seperti metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi, penampilan, metode studi mandiri, pembelajaran terprogram, latihan sesama teman, simulasi, karya wisata, induksi, deduksi, studi kasus, pemecahan masalah, insiden, seminar, bermain peran, proyek, praktikum. ) g. Prestasi Belajar PAI 1) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Aktivitas belajar peserta didik tidak selamanya berlangsung wajar kadang-kadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bias berkosentrasi dalam belajar. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari di dalam aktivitas belajar mengajar. Setiap peserta didik memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan peserta didik, sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar. Telah dikatakan bahwa belajar adalah proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, behasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung pada bermacam-macam faktor. Faktor-faktor itu dibagi menjadi dua, yaitu: Faktor Individual (faktor dari dalam diri peserta didik, meliputi kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Faktor Sosial (faktor dari luar diri peserta didik, terdiri dari faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan motivasi sosial. Sedangkan menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a) Faktor Internal (faktor dari dalam diri peserta didik) yakni keadaan/kondisi jasmani atau rohani peserta didik. b) Faktor Eksternal (faktor dari luar peserta didik) yakni kondisi lingkungan sekitar peserta didik c) Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. ) Adapun yang tergolong faktor internal dimaksudkan kondisi jasmaniah dan rohaniah seseorang yang melakukan kegiatan belajar, termasuk dalam pengertian ini adalah potensi-potensi yang ada di dalam diri seseorang. Adapun yang termasuk golongan faktor eksternal adalah: a) Faktor Sosial, yang terdiri dari: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat; b) Faktor Non Sosial, Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik. Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik. c) Faktor Pendekatan Belajar, pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. ) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar peserta didik di sekolahnya sifatnya relatif, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestasi belajar peserta didik sangat berhubungan dengan faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai peserta didik di sekolah didukung oleh faktor internal dan eksternal seperti tersebut di atas. Prestasi belajar peserta didik dapat diketahui melalui pelaksanaan evaluasi atau assessment, karena dengan cara itulah dapat diketahui tinggi rendahnya prestasi belajar peserta didik atau baik buruk prestasi belajarnya. Disamping itu evaluasi berguna pula untuk mengukur tingkat kemajuan yang dicapai oleh peserta didik dalam satu kurun waktu proses belajar tertentu, juga untuk mengukur posisi atau keberadaan peserta didik dalam kelompok kelas serta mengetahui tingkat usaha belajar peserta didik. Penilaian atau evaluasi merupakan bagian dari penyelenggaraan PAI di sekolah. Penilaian adalah proses sistematik dan sistemik, mengumpulkan data dan atau informasi, menganalisis, dan selanjutnya menarik kesimpulan tentang tingkat pencapaian hasil dan tingkat efektivitas serta efisiensi suatu program pendidikan. Evaluasi yang berarti pengungkapan dan pengukuran hasil belajar itu, pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi peserta didik, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Selain kata evaluasi dan assesment ada pula kata lain yang searti dan relatif lebih mashur dalam dunia pendidikan kita, yakni test, ujian, dan ulangan. Bab XIV, pasal 58 ayat 1 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas menyebutkan bahwa evaluasi atau penilain hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. ) Penilaian Berbasis Kelas merupakan salah satu komponen dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Penilaian Berbasis kelas (PBK) pada mata pelajaran PAI dilakukan untuk memberikan keseimbangan pada ketiga ranah, kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan menggunakan berbagai jenis, bentuk dan model penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan. Penilaian dilakukan dengan dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip umum sebagai berikut: valid, artinya harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang terpercaya dan sahih; mendidik, artinya harus memberikan sumbangan positif pada pencapaian hasil belajar peserta didik; berorientasi pada kompetensi, artinya harus menilai pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikap, ketrampilan dan nilai yang terefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak; adil dan obyektif, artinya mempertimbangkan rasa keadilan dan obyektifitas peserta didik; terbuka, artinya penilaian harus dilakukan secara terbuka bagi semua kalangan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi; berkesinambungan, artinya harus dilakukan secara terus-menerus dari waktu ke waktu; menyeluruh, artinya harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik; dan bermakna, artinya penilaian diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak, hasil pencerminan hendaknya mencerminkan gambaran utuh tentang prestasi peserta didik. ) Jenis penilaian ada yang berbentuk tes dan ada yang berbentuk non-tes. Jenis penilaian berbentuk tes merupakan semua jenis penilaian yang hasilnya dapat dikategorikan menjadi benar dan salah, misalnya penilaian untuk mengungkap aspek kognitif dan psikomotorik. B. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Hasil penelitian Skripsi Universitas Sains Al Qur’an Jawa Tengah di Wonosobo, yang dilakukan Nur Laili (2011) “Pengaruh Interaksi Guru-Peserta didik Terhadap Kreativitas Peserta didik Kelas IX SMP Ma’arif Kalibawang Tahun Pelajaran 2010/2011”. Dari penelitian ini didapatkan (1) interaksi guru dan Peserta didik Kelas IX SMP Ma’arif Kalibawang Tahun Pelajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa peserta didik mempunyai interaksi dalam belajar yang baik dengan 72% peserta didik dalam klasifikasi baik. (2) kreatifitas belajar PAI yang diraih oleh Peserta didik Kelas IX SMP Ma’arif Kalibawang Tahun Pelajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa kreatiftas belajar bidang studi PAI dapat dikualifikasikan pada tingkat baik yaitu dengan rata-rata 80,15. (3) Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi guru-peserta didik dengan kreatifitas belajar Peserta didik Kelas IX SMP Ma’arif Kalibawang Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada penelitian di atas yang diteliti adalah kreatifitas belajar sedangkan pada penelitian ini lebih fokus pada prestasi bidang studi Pendidikan Agama Islam. 2. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, yang dilakukan oleh Fathimah Khoirotinisa, Korelasi Interaksi Edukatif Dengan Prestasi Belajar Bahasa Arab Peserta didik di MTs Al Ma’had An Nur Ngrukem Bantul Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana interaksi edukatif guru bahasa Arab dalam proses pembelajaran, bagaimana prestasi belajar bahasa Arab peserta didik dan adakah korelasi antara interaksi edukatif dengan prestasi belajar bahasa Arab peserta didik di MTs Al Ma’had An Nur Ngrukem Bantul Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian lapangan yang bersifat korelasional. Pengumpulan data dilakukan dengan metode angket, observasi, interview dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah analisis product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Interaksi edukatif guru dalam pembelajaran bahasa Arab di MTs Al Ma’had An Nur Ngrukem Bantul Yogyakarta, berada pada kategori Sedang yaitu pada kelas interval 36 – 42 dengan prosentase 46,87%. interaksi edukatif dalam pembelajaran bahasa Arab di MTs Al Ma’had An Nur Ngrukem Bantul Yogyakarta termasuk dalam kategori positif. (2) Prestasi belajar bahasa Arab peserta didik kelas VII MTs Al Ma’had An Nur Ngrukem Bantul Yogyakarta, cukup baik dengan rata-rata 78,25. (3) Ada korelasi positif dan signifikan antara Interaksi Edukatif (X) dalam pembelajaran terhadap Prestasi Belajar (Y) bahasa Arab peserta didik MTs Al Ma’had An Nur Ngrukem Bantul Yogyakarta. Adapun perbedaan yang mendasar dengan penelitian penulis adalah objek penelitian yaitu tempat maupun bidang studi yang diteliti. 3. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, hasil penelitian yang dilakukan Amin Johari (2006). Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Belajar dan Variasi Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi pada Peserta didik Kelas X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006. Prestasi belajar yang diperoleh peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal dan eksternal yang mempunyai peran penting dalam menentukan prestasi belajar peserta didik adalah disiplin belajar, lingkungan belajar dan variasi mengajar guru. Akan tetapi, kebenaran dari argumen ini masih perlu dibuktikan melalui kegiatan penelitian agar diperoleh jawaban yang lebih akurat. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana tingkat kedisiplinan pada peserta didik kelas X SMA PGRI 1 Kebumen?, (2) Bagaimana lingkungan belajar pada peserta didik kelas X SMA PGRI 1 Kebumen?, (3) Bagaimana variasi mengajar guru pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA PGRI 1 Kebumen?, (4) Bagaimana tingkat prestasi peserta didik pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA PGRI 1 Kebumen?, (5) Seberapa besar pengaruh disiplin belajar, lingkungan belajar dan variasi mengajar guru terhadap prestasi belajar ekonomi pada peserta didik kelas X SMA PGRI 1 Kebumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin belajar peserta didik termasuk dalam kategori baik 59,8%, lingkungan belajar peserta didik termasuk dalam kategori baik 59,82%, variasi mengajar guru termasuk dalam kategori cukup 50% dan prestasi belajar ekonomi termasuk dalam kategori cukup 54,5%. Terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar, lingkungan belajar dan variasi mengajar guru terhadap prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran ekonomi di SMA PGRI 1 Kebumen tahun ajaran 2005/2006 baik secara parsial maupun simultan. Pada penelitian di atas adalah prestasi belajar ekonomi, sedangkan pada penelitian ini yang diteliti adalah prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan hanya fokus pada variabel interaksi mengajar guru. C. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian. ) Dari pengertian tersebut bahwa hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis yang digunakan merupakan hipotesis asosiatif yang merupakan dugaan tentang adanya hubungan antar variabel dalam populasi yang akan diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel. ) Dalam proses pengujian hipotesis, yang akan diuji adalah hipotesis nol (H0). Kalau hipotesis nol itu diterima, maka hipotesis alternatif harus ditolak. Sebaliknya, jika hipotesis nol ditolak, maka hipotesis alternatif harus diterima. Hipotesis yang penulis ajukan: 1. Hipotesis nol (H0) ” interaksi guru dengan peserta didik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar PAI peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013” 2. Hipotesis alternatif (Ha) ” interaksi guru dengan peserta didik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar PAI peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013” D. Instrumen Penelitian 1. Interaksi Guru dengan Peserta didik Interaksi guru dengan peserta didik merupakan variabel yang masih abstrak. Untuk mengukur interaksi guru dengan peserta didik, dalam penelitian ini digunakan angket untuk meminta respon dari peserta didik terhadap interaksi guru dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar yang dilakukan guru yang telah dialami oleh peserta didik dalam kelas. Adapun indikator dari interaksi guru dengan peserta didik adalah sebagai berikut: a. Pola Interaksi antara guru PAI dengan peserta didik saat proses belajar mengajar b. Keakraban antara peserta didik dengan guru saat pembelajaran c. Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) d. Komunikasi antara peserta didik dengan guru dan peserta didik dengan peserta didik saat PBM. 2. Prestasi Belajar PAI Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai mid semester pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah tata cara bagaimana sesuatu penelitian dilaksanakan ). Jadi yang dimaksud dengan metode penelitiana adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk melakukan semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yag bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu dan teknologi. Adapun penelitian yang akan dilakukan bertempat di SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo yang beralamat di Dusun Menggora Desa Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. Sedangkan waktu penelitian direncanakan selama kurang lebih satu bulan yaitu pada bulan Mei 2014. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka angka. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan mengiterpretasikan dengan apa adanya pelaksanaan pembelajaran pembelajaran PAI dan pengaruh antara interaksi guru dan peserta didik dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Peserta didik Kelas VIII SMP Islam Wadaslintang tahun pelajaran 2013/2014. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional (correlational research) dimana tujuannya adalah untuk menyelidiki sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Adapun variasi yang akan dikorelasikan adalah faktor interaksi guru dan peserta didik dengan prestasi belajar PAI Peserta didik Kelas VIII SMP Islam Wadaslintang tahun pelajaran 2013/2014. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah sumber utama data penelitian yaitu memiliki data-data variabel yang diteliti. Sehubungan dengan wilayah sumber data yang dijadikan sebagai subjek penelitian ini, maka dikenal dengan 3 jenis penelitian yaitu, penelitian populasi, penelitian sampel, penelitian kasus. ) Jadi dapat dikatakan bahwa subjek penelitian adalah orang yang memberikan informasi tentang apa yang diperlakukan oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, guru PAI dan peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian ), sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. )Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah semua Peserta didik Kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo yang berjumlah 22 anak. Hal ini berdasarkan pendapat dari Suharsimi Arikunto “apabila populasi kurang dari 100 sebaiknya diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”. ) Teknik Pengumpulan Data Dalam menghimpun data statistik kependidikan, statistik sebagai ilmu pengetahuan telah mengembangkan prinsip, cara dan alat yang perlu atau dapat dipergunakan. ) Untuk memperoleh data-data atau informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan teknik sebagai berikut : Metode wawancara. Metode wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan ). Jadi metode wawancara adalah pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik dengan berlandaskan tujuan penelitian. Metode ini akan dilakukan penulis kepada kepala sekolah yaitu wawancara yang berhubungan dengan sekolah tersebut serta untuk mendapatkan sejarah tentang berdirinya SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo, selanjutnya wawancara dengan guru PAI yaitu menanyakan proses belajar-mengajar yang dilakukan guru. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen.dokumen yang digunakan dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan ,notulen rapat, catatan kasus dalam pekerjaan sosial dan dokumen lainnya. ) Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang letak geografis, sejarah, perkembangan, struktur organisasi keadaan guru dan prestasi belajar peserta didik. Adapun untuk data prestasi belajar PAI dengan cara mengutip nilai Mid Semester II Mata Pelajaran PAI Kelas VIII SMP Islam Wadaslintang. Metode Angket Angket adlah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. ) Dalam skripsi ini digunakan sistem kuesioner langsung yaitu daftar pertanyaannya dikirimkan langsung kepada orang yang ingin dimintai pendapat, keyakinannya, atau diminta menceritakan tentang keadaan dirinya sendiri. Dalam skripsi ini kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data interaksi antara guru dan peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang. Metode observasi Adalah suatu alat pengumpulan data yang dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. ) Dalam menggunakan metode ini, penulis turun kelapangan serta mengamati kemudian mencatat apa - apa yang sekiranya mendukung terhadap penelitian ini. Teknik Analisis Data Analisis Pendahuluan Untuk menganalisa data angket interaksi antara guru dan peserta didik yang berhasil dikumpulkan, penulis menggunakan rumus persentase sebagai berikut: P = F/N x 100 % Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi Jawaban Responden N = Jumlah Responden ) Analisis Uji Hipotesis Teknik analisis data dilakukan dengan metode statistik didasarkan bahwa data yang diperoleh berupa angka. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan koefisien korelasi, digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. )Untuk itu digunakan rumus korelasi product moment: = : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X : Variabel interaksi guru dan peserta didik Y : Variabel prestasi belajar PAI N : Jumlah responden Σ : jumlah (sigma) ) Analisis Lanjut Adapun analisis lanjut adalah mengkonsultasikan hasil uji hipotesis pada tabel nilai-nilai r Product Moment, pada taraf signifikasi 5% dan pada taraf signifikansi 1%. Jika rhitung lebih bessar dari rtabel maka hipotesis alternatif diterima yaitu ada pengaruh yang signifikan antara interaksi guru dan peserta didik dengan prestasi belajar PAI Peserta didik Kelas VIII SMP Islam Wadaslintang tahun pelajaran 2013/2014. Ada cara lain yang lebih sederhana yaitu dengan menggunakan interprestasi terhadap koefisien korelasi yang diperoleh (rhitung). Interpretasi tersebut adalah sebagai berikut: Besarnya nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat rendah (tak berkorelasi) Analisis korelasi dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara menguadratkan koefisien yang ditemukan: KD = (r2) x 100%. ) Hal ini digunakan untuk mengetahui berapa besar prosentase pengaruh dari variabel x (interaksi belajar) terhadap variabel y (prestasi belajar PAI). BAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum SMP Islam Wadaslintang Sejarah Berdirinya SMP Islam Wadaslintang SMP Islam Wadaslintang, berdiri pada tahun 2000 dan menginduk pada SMP Islam Wonosobo, pada awal berdirinya sekolah ini belum mempunyai gedung. Pembelajaran dilaksanakan di rumah-rumah penduduk. Kemudian pada tahun 2002, dengan prakarsa Bpk. H. Sobichun FR,A.Ma, Bpk Suroso,S.Pd, Bpk Niman, A.Ma mendirikan Yayasan Islam Ma'arif NU Trimulyo sebagai yayasan pengelola sekolah ini dan sekolah ini diberi nama SMP Islam Ma'arif NU Trimulyo. Bpk.H. Sobichun FR, A.Ma, kemudian mewakafkan tanahnya untuk mendirikan gedung sekolah. Pada tahun 2002 sekolah mendapatkan bantuan membangun 2 RKB. Mulai saat itulah sekolah mulai melaksanakan KBM di gedung sendiri dan tidak menumpang dirumah penduduk. Pada tanggal 6 Oktober 2004, sekolah mendapatkan Surat Ijin Operasional dengan mendapat status sekolah SMP Swasta Type C.2 dengan Nomor 42I.2172212004 dari Dinas Pendidikan Kabupaten Wonosobo dengan nama SLTP Islam Ma'arif NU. Pembelajaran pada waktu itu pembelajaran menggunakan sistem KBK berbasis Agama Islam Ahlussunah Walj ama' ah. ) Kemudian pada tahun 2008, SLTP Islam Ma'arif NU mulai menerapkan KTSP dan merubah namanya menjadi SMP Islam Wadaslintang. Letak Geografis SMP Islam Wadaslintang terletak di Dukuh Menggora Desa Trimulyo Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah Kode Pos 56365 dengan batasan sebagai berikut : Sebelah Utara : Jalan Desa Trimulyo Sebelah Selatan : Kebun masyarakat Sebelah Timur : MI Islam Wadaslintang Sebelah Barat : Rumah Masyarakat ) Profil Sekolah Nama Sekolah : SMP Islam Wadaslintang Tahun Operasi : 2004, SK No : 421.1/722/2004 NSS / NPSN : 204030701076 / 20306813 Status Sekolah : Swasta Akreditasi : Terakreditasi C, Tanggal 12 Desember 2007 Luas Tanah : 645 m2 NPWP : 00.542.406.4.533.000 Kepemilikan Tanah : Wakaf / Yayasan Kurikulum : KTSP ) Struktur Organisasi Untuk memajukan program dan memperlancar kerja dalam mencapai tujuan pendidikan, maka disusun suatu Struktur Organisasi Kerja SMP Islam Wadaslintang sebagi berikut: ) Gambar 1 Struktur Organisasi SMP Islam Wadaslintang Visi dan Misi Sekolah Visi Mewujudkan siswa yang beriman, taqwa, cerdas, terampil dan berprestasi. ) Misi Melaksanakan kebijaksaan pemerintah untuk mewujudkan sekolah yang benuansa Islami dan mandiri dengan menggali potensi masyarakat yang beriman, taqwa,terampil, mandiri dan berwawasan kebangsaan menurut paham Ahlussunnah wal Jama’ah. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswaberkembang baik dari segi akademis maupun non akademis Menumbuhkan semangat keunggulan dalam berkompetisi kepada seluruh warga sekolah. Menumbuhkan semangat dan peran siswa untuk mematuhi kedisiplinan, kesopanandan ketertiban Menumbuhkan semangat olahraga dengan latihan secara intensif. ) Keadaan Guru dan Karyawan SMP Islam Wadaslintang Kepala Sekolah : Asep Nurhaedi, SE Wakil Kepala Sekolah : Maliki, SS PP Urusan Kurikulum : Yudi Prasetyo, S.TP PP Urusan Kesiswaan : Maliki, S.S PP Urusan Humas : Muhamad Bisri PP Urusan Sarana dan Prasarana : Muqorrobin Wali Kelas VII A : Fitri Astuti, S.Pd Wali Kelas VII B : Muqorrobin Wali Kelas VIII : Agustina Dian Murtiani, S.Pd Wali Kelas IX : Rudi Purnomo, S.Pd Tata Usaha : Astri Hidayah Perpustakaan : Fitri Astuti, S.Pd Bendahara BOS : Agustina Dian Murtiani, S.Pd. ) Keadaan Peserta Didik Tabel 1 Jumlah Peserta Didik Dalam Lima Tahun Terakhir ) Tahun Kelas Jumlah VII VIII IX 2009/2010 20 20 14 54 2010/2011 32 14 16 62 2013/2014 30 28 15 73 2012/2013 22 28 26 76 2013/2014 34 22 27 83 Dari tabel di atas terlihat jumlah siswa SMP Islam Wadaslintang mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di sekitar sekolah mempunyai minat yang baik untuk menyekolahkan anak-anaknya di SMP Islam Wadaslintang Tabel 2 Kondisi Siswa dan Prosentase Kelulusan Lima Tahun Terakhir ) Tahun Kelas Naik ke kelas II Naik ke kelas III Lulus (%) 2009/2010 100 % 100 % 100 % 2010/2011 100 % 100 % 81.25 % 2013/2014 100 % 100 % 100 % 2012/2013 100 % 100 % 100 % 2013/2014 100 % 100 % 100 % Kurikulum SMP Islam Wadaslintang Sebagai Lembaga Pendidikan Formal, SMP Islam Wadaslintang tidak bisa terlepas dari sebuah tatanan pendidikan yang berupa kurikulum, karena kurikulum merupakan acuan penyelenggaraan pendidikan agar tercapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Dengan kurikulum ini, maka diharapkan penyelenggaraan pendidikan dan bimbingan di SMP Islam Wadaslintang tidak keluar dari jalur yang ditentukan. Kurikulum yang dipakai pada Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada Dinas Pendidikan dan Kurikulum Khusus yang berisikan mata pelajaran Ke-NU-an dan ditambah materi Diniyah Takmiliyah yang mengacu kurikulum Kementerian Agama. Adapun pengelompokan mata pelajaran selengkapnya sebagai berikut : Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia meliputi Pendidikan Agama dan Ke-NU-an Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian meliputi Pendidikan Kewarganegaraan Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Ketrampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelompok mata pelajaran estetika meliputi Seni Budaya dan Bahasa Jawa Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. ) Dari pengelompokan mata pelajaran di atas di rumuskan struktur kurikulum SMP Islam Wadaslintang seperti tabel di bawah ini: Tabel 3 Struktur Kurikulum SMP Islam Wadaslintang ) K o m p o n e n Kelas dan Alokasi Waktu VII VIII IX A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 6 4. Bahasa Inggris 4 4 4 5. Matematika 6 6 6 6. Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 6 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 5 8. Seni Budaya 2 2 2 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2 10. Keterampilan/ Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 B. Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa Muatan Sekolah Ke – NU – an Diniyah Takmiliyah 2 1 1 2 1 1 2 1 1 C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) J u m l a h 38 38 38 2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran Dari Tabel Struktur Kurikulum di atas dapat dilihat bahwa alokasi waktu untuk Pendidikan Agama Islam ada 4 jam pelajaran, 2 jam merupakan mata pelajaran yang mengacu kurikulum Dinas Pendidikan dan 2 jam merupakan muatan khusus sekolah. Diskripsi Pembelajaran PAI Peserta Didik Kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Sebelum melaksanakan pembelajaran PAI terlebih dahulu guru harus memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang PAI. Sehingga ketika berada dilapangan mereka sudah tidak memiliki kesulitan lagi untuk mengimplementasikan interaksi dalam proses pembelajaran. Untuk memberikan meningkatkan profesionalisme dalam pengetahuan tentang PAI serta kemampuan untuk mengimplementasikannya maka SMP Islam Wadaslintang berupaya mengikutsertakan tenaga pendidiknya dalam pelatihan-pelatihan, diskusi/sharing bersama dengan sesama guru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kepala SMP Islam Wadaslintang Asep Nurhaedi: “Langkah-langkah yang saya lakukan agar guru PAI mampu menerapkan pembelajaran adalah dengan memberikan pelatihan kepada semua guru bukan hanya guru PAI saja. Kita juga memberikan pelatihan quantum teaching, quantum learning, speed reading, juga sudah kita berikan pelatihan dari KPI. Juga mengikutkan teman-teman guru pada pelatihan PAIKEM umum maupun agama. Jadi untuk menerapkan pembelajaran PAIKEM sudah bukan merupakan kesulitan lagi bagi teman-teman guru.” ) Selain itu waka kurikulum sebagai penanggung jawab pelaksanaan pembelajaran juga sudah mencari informasi dan melakukan inovasi untuk menerapkan pembelajaran di SMP Islam Wadaslintang. Seperti pernyataan Pembantu Urusan kurikulum Bapak Maliki: “Saya sebagai Kaur Kurikulum adalah penanggung jawab pembelajaran jadi saya berusaha mencari inovasi-inovasi pembelajaran untuk diterapkan dalam pembelajaran. Saya juga memberikan contoh-contoh dengan menerapkan sebuah strategi pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru dalam proses pembelajarannya..” ) Perencanaan Langkah awal dalam proses kegiatan pembelajaran guru PAI di SMP Islam Wadaslintang terlebih dahulu menyiapkan perencanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi PAIKEM. Perencanaan yang dilakukan adalah analisis hari efektif, membuat program semester, silabus dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), serta menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang dikaji. Hal ini sesuai dengan pernyataan bapak Tumin, S.Ag guru PAI kelas VIII: “Sebelum memulai pembelajaran pada tahun ajaran baru atau pada awal semester kami para guru berkumpul dalam MGMP mini, di forum ini kami bekerja sama menyusun silabus, membuat promes, dan membuat RPP. Serta analisis hari efektif, dan menyiapkan media yang dibutuhkan dalam mengajar, seperti menyusun silabus bersama dengan guru yang lain, program semester, menyusun rencana pembelajaran, serta mempersiapkan media yang sesuai dengan materi yang akan saya ajarkan” Pelaksanaan Hal ini seperti yang dikatakan Bapak Bisri: “Sebelum mengajar saya biasanya memberi salam, melakukan apersepsi seperti memberikan motivasi kepada siswa agar mereka semangat dalam belajar, kemudian memberikan gambaran materi yang akan saya ajarkan. Dan biasanya juga saya lakukan pembiasaan.” ) Dari pengamatan peneliti kelas ini terlihat aktif dan kreatif bukan hanya gurunya saja yang aktif dan kreatif siswanya pun juga begitu walaupun belum semua terlihat aktif. Suasana kelas sangat ramai, mereka antusias sekali mengikuti pelajaran. Selain itu kegiatan pembelajaran terlihat menyenangkan hubungan antara guru dan siswa terasa begitu harmonis, karena terlihat sekali keakraban diantara mereka, guru mampu menyesuaikan diri dengan peserta didiknya, mereka terlihat seperti teman. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada tekanan dalam diri siswa untuk belajar, mereka tidak perlu takut dengan gurunya. Dalam mengajar PAI biasanya saya mengajar dengan menggunakan metode ceramah sebagai pengantar, selanjutnya terkadang juga menggunakan strategi bermain peran, membaca keras, praktek adab makan dan minum dalah kehidupan sehari-hari, dan juga membimbing membaca ayat-ayat Al Qur’an. Bapak Bisri juga mengatakan: Dalam mengajar biasanya saya menggunakan metode ceramah sudah pasti, dan strategi PAIKEM yang saya pakai untuk mengajar PAI biasanya menggunakan, card short, praktek, kalau sekarang inikan materi PAI tentang membiasakan perilaku terpuji jadi saya ajak anak-anak untuk praktek adab akan dan minum” Dalam mengajar PAI media pembelajaran yang saya gunakan kadang-kadang buku panduan, LKS, musholla, pokoknya media yang sesuai dengan materi yang saya ajarkan akan saya manfaatkan.” Materi Pembelajaran Al Qur’an Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang Demokrasi: Membaca QS Ali Imran; 159 dan QS Asy Syura; 38. Menyebutkan arti QS Ali Imran 159 dan QS Asy Syura; 38. Menampilkan perilaku hidup demokrasi seperti terkandung dalam QS Ali Imran 159, dan QS Asy Syura; 38 dalam kehidupan sehari-hari. Aqidah Meningkatkan keimanan kepada Malaikat: Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada malaikat. Menampilkan contoh-contoh perilaku beriman kepada malaikat. Menampilkan perilaku sebagai cerminan beriman kepada malaikat dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak Membiasakan perilaku terpuji: Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu, dan atau menerima tamu. Menampilkan contoh-contoh adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu atau menerima tamu. Mempraktikkan adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan atau menerima tamu dalam kehidupan sehari-hari. Menghindari Perilaku Tercela: Menjelaskan pengertian hasad, riya, aniaya dan diskriminasi, Menyebutkan contoh perilaku hasad, riya, aniaya dan diskriminasi dan Menghindari hasad, riya, aniaya dan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari Fiqih Memahami hukum Islam tentang zakat, haji dan wakaf: Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan waqaf. Menyebutkan contoh-contoh pengelolaan zakat, haji dan wakaf. Dan menerapkan ketentuan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan wakaf. Tarikh dan Budaya Islam Memahami keteladanan Rasulullah dalam membina umat periode Madinah: Menceritakan sejarah dakwah Rasullah SAW periode Madinah. Mendeskripsikan strategi dakwah Rasullullah SAW periode Madinah. Evaluasi Setiap proses pembelajaran selesai dilaksanakan selalu ada evaluasi atau penilaian hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan telah mencapai indikator yang telah ditentukan. Alat dari penilaian dalam pembelajaran PAI bisa berupa tes yang terdiri dari tulis, tes lisan, pengamatan, praktek, penilaian proses, tugas, dan portofolio. Hal ini sama dengan yang dikatakan oleh Bapak Bisri : Penilaian yang saya lakukan dalam pembelajaran PAI adalah tes tulis yang terdiri dari tugas, ulangan, praktek / pengamatan, portofolio. Selain itu juga untuk mendukung pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Wadaslintang diadakan kegiatan ekstra kurikuler yang ada kaitannya atau mendukung kegiatan belajar Pendidikan Agama Islam, diantaranya: Seni Musik Rebana, Tilawatil Qur’an dan Qiro’ati, Mengadakan lomba-lomba keagamaan dalam rangka peringatan hari besar Islam dan Sholat Dzuhur berjmaa’ah dilanjutkan kultum oleh siswa. Data tentang Interaksi Guru dengan Peserta Didik dan Prestasi Belajar PAI Peserta Didik Kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Interaksi Guru dan Peserta Didik Kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Untuk mengetahui interaksi guru dan peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang, penulis menggunakan angket yang diberikan kepada responden. Variabel Interaksi guru PAI dengan peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Tahun Pelajaran 2013/2014, dengan indikator: Keakraban antara peserta didik dengan guru saat pembelajaran Peran Guru dalam PBM Komunikasi antara peserta didik dengan guru dan peserta didik dengan peserta didik saat PBM Angket terdiri dari 25 item pertanyaan, dan setiap item terdiri dari 5 alternatif jawaban dengan kriteria sebagai berikut: Jawaban A untuk kategori sangat baik dengan skor 5 Jawaban B untuk kategori baik dengan skor 4 Jawaban C untuk kategori cukup dengan skor 3 Jawaban D untuk kategori kurang dengan skor 2 Jawaban E untuk kategori sangat kurang dengan skor 1 Tabel 4 Data angket interaksi guru dan peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang berdasarkan Responden No Nama Jawaban Jml Nilai Jml Nilai A B C D E 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 ADITYA DWI RENALDI 10 4 8 3 0 25 50 16 24 6 0 96 2 AHMAD BAROKAH 7 10 3 5 0 25 35 40 9 10 0 94 3 AHMAD FATAH YASIN 9 11 2 3 0 25 45 44 6 6 0 101 4 AHMAD HIDAYAT 7 9 6 3 0 25 35 36 18 6 0 95 5 AHMAD MAKSUM 6 6 5 7 1 25 30 24 15 14 1 84 6 DANI SUPRIYANTO 5 7 8 5 0 25 25 28 24 10 0 87 7 ERIYANA 8 9 5 3 0 25 40 36 15 6 0 97 8 ESTI HASTUTI 11 7 5 2 0 25 55 28 15 4 0 102 9 EVA ERVIANA 8 9 5 2 1 25 40 36 15 4 1 96 10 ISNAENI 13 7 3 2 0 25 65 28 9 4 0 106 11 KHOLIFATUL ARIFAH 13 4 7 1 0 25 65 16 21 2 0 104 12 MELANI KUSANDI 13 7 3 2 0 25 65 28 9 4 0 106 13 MELQI LAELI KHAMIDAH 8 8 6 3 0 25 40 32 18 6 0 96 14 NUR MARLINA 9 7 3 6 0 25 45 28 9 12 0 94 15 RIYAN RIYADI 7 10 6 2 0 25 35 40 18 4 0 97 16 RYAN DWI PRASETYA 12 4 5 4 0 25 60 16 15 8 0 99 17 TITIK INDRIYANI 10 9 3 2 1 25 50 36 9 4 1 100 18 TRIYONO 7 8 5 5 0 25 35 32 15 10 0 92 19 ULFATUN KHASANAH 9 10 3 3 0 25 45 40 9 6 0 100 20 YUNI ROHMAYANTI 9 5 8 3 0 25 45 20 24 6 0 95 21 YUNIKA WIDYAWATI 8 8 7 2 0 25 40 32 21 4 0 97 22 A. TAUFIK 10 7 6 2 0 25 50 28 18 4 0 100 n=22 Jumlah 199 166 112 70 3 995 664 336 140 3 2138 Persentase 36 30 20 13 1 36,2 24,1 12,2 5,1 0,1 Tabel. 5 Data angket interaksi guru dan peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang berdasarkan item soal No Soal Jawaban Jumlah a b C D E 1 Guru PAI dalam menyampaikan materi menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik. Hal ini dilakukan 8 7 7 0 0 22 36% 32% 32% 0% 0% 100% 2 Peserta didik senang jika guru PAI hanya menerangkan materi pelajaran saja. Hal ini saya rasakan 0 0 0 15 7 22 0% 0% 0% 68% 32% 100% 3 Guru PAI menanyakan pertanyaan sebelum pelajaran di mulai. Hal ini dilakukan 12 2 0 5 3 22 55% 9% 0% 23% 14% 100% 4 Peserta didik di kelas bertanya jika ada masalah. Hal ini saya lakukan .... 2 6 8 6 0 22 9% 27% 36% 27% 0% 100% 5 Peserta didik di kelas bertanya jika ada masalah. Hal ini saya lakukan .... 5 4 11 2 0 22 23% 18% 50% 9% 0% 100% 6 Guru PAI memberi kebebasan menyampaikan pendapat dalam menyelesaikan masalah. Hal ini dilakukan .... 8 4 9 1 0 22 36% 18% 41% 5% 0% 100% 7 Guru PAI memberi kesempatan pada peserta didik untuk menanggapi permasalahan yang di ajukan. Hal ini dilakukan .... 9 8 5 0 0 22 41% 36% 23% 0% 0% 100% 8 Guru PAI menghargai peserta didik ketika peserta didik mengemukakan pendapat di dalam kelas. Hal ini dilakukan .... 9 3 7 3 0 22 41% 14% 32% 14% 0% 100% 9 Di kelas peserta didik diadakan diskusi. Hal ini dilakukan .... 8 6 4 4 0 22 36% 27% 18% 18% 0% 100% 10 Peserta didik dapat menarik kesimpulan dalam setiap diskusi di kelas. Hal ini saya rasakan .... 13 8 1 0 0 22 59% 36% 5% 0% 0% 100% 11 Peserta didik senang apabila diadakan diskusi di dalam kelas. Hal ini saya rasakan .... 8 5 6 3 0 22 36% 23% 27% 14% 0% 100% 12 Peserta didik bertanya tentang pelajaran yang sulit di mengerti kepada teman atau guru. Hal ini saya lakukan .... 10 3 7 2 0 22 45% 14% 32% 9% 0% 100% 13 Guru PAI selalu mengarahkan peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan. Hal ini dilakukan .... 4 10 7 1 0 22 18% 45% 32% 5% 0% 100% 14 Guru PAI menguasai setiap bahan yang diberikan kepada peserta didik. Hal ini saya rasakan .... 8 6 3 3 2 22 36% 27% 14% 14% 9% 100% 15 Peserta didik merasa bersahabat dengan Guru PAI. Hal ini saya rasakan 15 6 1 0 0 22 68% 27% 5% 0% 0%% 100% 16 Guru PAI hadir di dalam kelas. Hal ini dilakukan ... 19 3 0 0 0 22 86% 14% 0% 0% 0% 100% 17 Peserta didik hadir dalam pelajaran PAI. Hal ini saya lakukan .... 16 6 0 0 0 22 73% 27% 0% 0% 0% 100% 18 Guru PAI menerangkan materi pelajaran selalu bervariasi. Hal ini dilakukan 12 7 2 1 0 22 55% 32% 9% 5% 0% 100% 19 Guru PAI menguasai kelas apabila terjadi keributan di kelas. Hal ini dilakukan .... 10 9 3 0 0 22 45% 41% 14% 0% 0% 100% 20 Hasil nilai ulangan PAI peserta didik bagus. Hal ini saya lakukan ... 10 5 4 3 0 22 45% 23% 18% 14% 0% 100% 21 Peserta didik dalam mengeluarkan pendapat dan bertanya dapat meningkatkan prestasi belajar. Hal ini saya lakukan .... 5 9 7 1 0 22 23% 41% 32% 5% 0% 100% 22 Dalam memberikan penilaian guru PAI memberikan penilaian secara objektif atau sesuai kemampuan peserta didik. Hal ini saya rasakan .... 13 7 2 0 0 22 59% 32% 9% 0% 0% 100% 23 Guru PAI pada setiap memulai pelajaran diawali dengan pre-tes. Hal ini dilakukan .... 9 7 4 2 0 22 41% 32% 18% 9% 0% 100% 24 Guru PAI mengadakan remedial/perbaikan nilai bagi peserta didik yang belum berhasil. Hal ini dilakukan .... 6 9 3 4 0 22 27% 41% 14% 18% 0% 100% 25 Guru PAI membagikan hasil evaluasi dan mengomentari hasil evaluasi tersebut. Hal ini dilakukan .... 17 5 0 0 0 22 77% 23% 0% 0% 0% 100% Data Prestasi Belajar PAI Peserta Didik Kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Tabel 6 Nilai Hasil Prestasi Belajar PAI Siswa kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Tahun Pelajaran 2013/2014 NO KELAS N A M A NILAI 1 VIII ADITYA DWI RENALDI 78 2 VIII AHMAD BAROKAH 75 3 VIII AHMAD FATAH YASIN 85 4 VIII AHMAD HIDAYAT 78 5 VIII AHMAD MAKSUM 76 6 VIII DANI SUPRIYANTO 78 7 VIII ERIYANA 79 8 VIII ESTI HASTUTI 86 9 VIII EVA ERVIANA 77 10 VIII ISNAENI 90 11 VIII KHOLIFATUL ARIFAH 82 12 VIII MELANI KUSANDI 82 13 VIII MELQI LAELI KHAMIDAH 80 14 VIII NUR MARLINA 76 15 VIII RIYAN RIYADI 88 16 VIII RYAN DWI PRASETYA 76 17 VIII TITIK INDRIYANI 84 18 VIII TRIYONO 82 19 VIII ULFATUN KHASANAH 80 20 VIII YUNI ROHMAYANTI 77 21 VIII YUNIKA WIDYAWATI 78 22 VIII A. TAUFIK 81 Analisis Data Variabel Interaksi antara guru dan peserta didik Skor variabel diperoleh dari instrumen angket interaksi antara guru dan peserta didik yang berjumlah 25 butir soal. Rentangan nilai angket yang diperoleh tertinggi 106 dan terendah 84. Deskripsi data interaksi antara guru dan peserta didik disajikan dalam tabel berikut: Tabel 7 Deskripsi Data Interaksi antara Guru dan Peserta Didik No Kategori Nilai 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah Responden Nilai Tertinggi Nilai Terendah Mean / Rata-rata Median Modus Standar deviasi 22 106 84 97,18 97 96 5.37 Sebaran jumlah siswa berdasarkan kategori pada tingkat interaksi antara guru dan peserta didik disajikan dalam tabel berikut: Tabel 8 Sebaran Jumlah Siswa berdasarkan Kategori pada Tingkat Interaksi antara guru dan peserta didik No Kategori Nilai Frekuensi % 1 Rendah X < 91,81 2 9 2 Sedang 91,81< X > 102,55 17 77 3 Tinggi > 102,55 3 14 Jumlah 22 100 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa peserta didik yang mempunyai interaksi Keakraban antara guru dengan peserta didik pada saat pembelajaran dan berkomunikasi antara guru dengan peserta didik pada saat Proses Belajar Mengajar (PBM) ada 3 anak pada kategori tinggi, sedang sebanyak 17 anak pada kategori sedang dan rendah terdapat 2 anak. Variabel Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Skor variabel diperoleh dari dokumen nilai raport mata pelajaran PAI semester II Tahun Pelajaran 2013/2014, rentangan nilai PAI yang diperoleh adalah tertinggi 90 dan terendah 75. Tabel 9 Deskripsi Data Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) No Kategori Nilai 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah Responden Nilai Tertinggi Nilai Terendah Mean / Rata-rata Median Modus Standar deviasi 22 90 75 80,25 79 78 4,18 Sebaran jumlah siswa berdasarkan kategori pada variabel Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) secara lengkap di sajikan dalam tabel berikut: Tabel 10 Sebaran jumlah siswa berdasarkan kategori pada tingkat Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) No Kategori Nilai Frekuensi % 1 Rendah Y < 76,07 1 5 2 Sedang 76,07 < Y < 84,43 17 77 3 Tinggi Y > 84,43 4 18 Jumlah Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa peserta didik yang mempunyai prestasi belajar PAI tinggi sebanyak 4 anak, sedang sebanyak 17 anak pada kategori sedang dan rendah terdapat 1 anak. Untuk membuktikan diterima tidaknya atau benar tidaknya hipotesis yang penulis ajukan, maka akan penulis buktikan dengan cara mencari nilai koefisien korelasi variabel X (Interaksi antara guru dan peserta didik ) dengan variabel Y (Nilai raport mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ), dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment. Tabel 11 Tabel Kerja Persiapan Korelasi Product Moment No Responden Interaksi antara guru dan peserta didik (X) Nilai Pendidikan Agama Islam (Y) X2 Y2 XY 1 96 78 9216 6084 7488 2 94 75 8836 5625 7050 3 101 85 10201 7225 8585 4 95 78 9025 6084 7410 5 84 76 7056 5776 6384 6 87 78 7569 6084 6786 7 97 79 9409 6241 7663 8 102 86 10404 7396 8772 9 96 77 9216 5929 7392 10 106 90 11236 8100 9540 11 104 82 10816 6724 8528 12 106 82 11236 6724 8692 13 96 80 9216 6400 7680 14 94 76 8836 5776 7144 15 97 88 9409 7744 8536 16 99 76 9801 5776 7524 17 100 84 10000 7056 8400 18 92 82 8464 6724 7544 19 100 80 10000 6400 8000 20 95 77 9025 5929 7315 21 97 78 9409 6084 7566 22 100 80 10000 6400 8000 N = 22 2138 1767 208380 142281 171999 Dari tabel di atas diperoleh data sebagai berikut : N = 22 ∑X2 = 208280 ∑X = 2138 ∑Y2 = 142281 ∑Y = 1767 ∑XY = 171999 Dari data tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus korelasi Product Moment berikut : = (N∑▒XY-(∑▒〖X)(∑▒Y)〗)/√({(N∑▒X^2 ) 〖-(∑▒X)〗^2 }{(N∑▒Y^2 )-〖(∑▒〖Y)〗〗^2 } ) = (22 ×171999 -2138×1767)/√({(22×208380) 〖-2138〗^2 }{(22×142281)-〖1767〗^2 } ) = (3783978-3777846)/√(13316×7893) = 6132/√105103188 = 6132/10251,98 = 0,598128094 dibulatkan menjadi ≈0,598 berdasarkan perhitungan analisis data dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment di atas, diperoleh koefisien korelasi ( ) antara Interaksi antara guru dan peserta didik dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas VIII di SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014 sebesar 0,598 Dari hasil analisis data di atas berdasarkan rumus korelasi Product Moment, diperoleh koefisien korelasi ( ) antara Interaksi antara guru dan peserta didik dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah 0,598. Selanjutnya penulis mengkonsultasikan pada tabel nilai-nilai r Product Moment, dengan N = 22, pada taraf signifikasi 5% diperoleh r tabel sebesar 0,423 dan pada taraf signifikansi 1% diperoleh r tabel 0,537. Dengan demikian berdasarkan ketentuan di atas dapat diketahui bahwa rhitung lebih besar dari rtabel, yaitu 0,598> 0,423 maupun 0,537. karena rhitung> rtabel, maka H0 (Hipotesis nol) yang menyatakan: Tidak ada korelasi antara Interaksi antara guru dan peserta didik dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) peserta didik kelas VIII di SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014 ditolak, dan Ha (Hipotesis Alternatif) yang menyatakan: ada korelasi antara Interaksi antara guru dan peserta didik dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) peserta didik kelas VIII di SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014 diterima. Selanjutnya dihitung koefisien determinasi, digunakan untuk mengetahui prosentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X). Jika R2 semakin besar, maka prosentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin tinggi. Jika R2 semakin kecil, maka prosentase perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin rendah. KD = r2 x 100% = 0,5982 x 100% = 35,75% Hasil koefisien determinasi menunjukkan bahwa pengaruh interaksi guru terhadap prestasi belajar PAI di kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah 35,75% sedangkan sisanya 64,25% dipengaruhi oleh faktor lain misalnya motivasi belajar siswa ataupun faktor pendukung lainnya. Maka dari hasil penelitian dapat diinterpretasikan semakin baik interaksi antara guru dan peserta didik akan semakin baik pula dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari seluruh uraian yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hal-hal tersebut di bawah ini: 1. Interaksi guru dengan peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan peserta didik yang mempunyai interaksi interaksi Keakraban antara guru dengan peserta didik pada saat pembelajaran dan berkomunikasi antara guru dengan peserta didik pada saat Proses Belajar Mengajar (PBM) sebanyak 3 anak pada kategori tinggi, 17 anak pada kategori sedang dan pada kategori rendah terdapat 2 anak. 2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang diraih oleh peserta didik kelas VIII SMP Islam Wadaslintang menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar yang dievaluasikan oleh guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dapat dikualifikasikan pada tingkat baik yaitu dengan rata-rata 80,25. 3. Ada pengaruh antara interaksi guru dengan peserta didik dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam kelas VIII SMP Islam Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014, yang dibuktikan dengan nilai korelasi product moment 0,598. Nilai r Product Moment, dengan N = 22. pada taraf signifikasi 5% diperoleh rtabelsebesar 0,423 dan pada taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel 0,537. Dengan demikian berdasarkan ketentuan di atas dapat diketahui bahwa rhitung lebih besar dari rtabel, yaitu 0,598> 0,423 maupun 0,537 sehingga > . Hal ini dapat diartikan semakin baik interaksi guru dengan peserta didik semakin baik pula Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam. B. Saran Dengan tidak bermaksud menggurui, penulis mencoba akan memberikan sedikit saran yang mudah-mudahan bisa bersifat membangun yang di dasarkan pada hasil dari penelitian ini : 1. Untuk Kepala Sekolah a. Hendaknya kepala sekolah mengadakan atau menyelenggarakan program kegiatan yang berupa bimbingan belajar pada semua mata pelajaran khususnya mata pelajaran yang peling dianggap sulit oleh para siswa. b. Lebih meingkatkan pembinaan dan dorongan kepada guru supaya bersemangat lagi dalam melaksanakan tugas-tugasnya. 2. Untuk Guru PAI : a. Kepada guru Pendidikan Agama Islam hendaknya selalu memberikan persepsi yang positif kepada siswa tentang pentingnya nilai-nilai agama bagi kehidupan seorang muslim dan mendorong siswa untuk lebih giat lagi belajar. Dan juga hendaknya dapat merespon dan berinteraksi dengan siswa tentang keinginan-keinginan siswa dalam belajar yang lebih kondusif. b. Memahami siswanya apabila mempunyai masalah dan berusaha mencari jalan keluarnya. c. Interaksi dalam pembelajaran merupakan hal yang penting untuk itu guru senantiasa lebih proaktif dalam berkomunikasi dengan peserta didik. d. Dalam memotivasi belajar siswanya guru diharapkan dapat memilih metode pengajaran yang tepat dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas agar siswa mengerti apa yang disampaikan oleh guru. 3. Untuk siswa a. Siswa hendaknya selalu aktif dalam belajar. b. Siswa hendaknya meningkatkan frekuensi belajar, supaya tidak mengalami kesulitan dalam belajar. c. Siswa hendaknya mengikuti Proses Belajar Mengajar dengan sungguh-sungguh dan rajin serta berusaha untuk membantu kelancaran pembinaan dengan cara menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah. C. Kata Penutup Akhirnya sampai juga kita pada bagian yang selalu ditunggu oleh penulis yaitu penutup. Di sini ada kelegaan yang tidak bisa disembunyikan, karena sudah memasuki tahapan terakhir dalam penelitian panjang dan melelahkan baik secara fisik, batin maupun finansial. Semua kelelahan itu untuk mencapai target membayar sebuah kata-kata mahal bernama keberhasilan sekaligus kesempurnaan. Penulis menyadari dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan. oleh karena itu adanya saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis butuhkan, agar karya ilmiah dalam pendidikan Islam akan terus mekar dan berkembang serta tidak mengalami kejumudan dan ketertutupan. Dengan harapan semoga skripsi ini akan dapat memberi tambahan pengetahuan khususnya bagi diri penulis serta kepada para pembaca pada umumnya. Akhirnya penulis berdoa dengan kerendahan hati semoga Allah SWT senantiasa menunjukkan kepada jalan yang benar, yaitu jalan orang yang dianugrahi nikmat dan hidayah-Nya, dan bukan jalan orang-orang yang sesat dan dzolim. Amin, Alhamdulillahirrobbal’alamin. DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz. (2004). Standar Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum dan Madrasah. Jakarta: Departemen Agama RI. Abin Syamsudin Makmun (2009) Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Anas sudijono. (2012) Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta;PT Raja Grafindo Persada. Cholid Narbuko & Abu Achmadi. (2009). Metodologi Pendidikan. Jakarta; PT Bumi Aksara. Departemen Agama RI. (2006). UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta UU No 20 tahun 2003 Tentang Sistem pendidikanNasional. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam. Departemen Agama RI. (2006). UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta Departemen Agama RI. (2007). Kumpulan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan. Ditjen Pendidikan Islam: Jakarta Didin Syafruddin. (2005),Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tingkat Dasar (SD dan SMP). Jakarta: Departemen Agama RI. Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar & Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta E. Mulyasa. ( 2005). Implementasi Kurikulum 2014 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung : Remaja Rosdakarya. Hamzah B. Uno. (2011). Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Hasan Alwi. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hasan Basri. (2012). Kapita Selekta Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Hasibuan & Moedjiono. (2010). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Heri Jauhari Muchtar. (2008). Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya http.www.opini pendidikan.com, Mengembangkan interaksi guru dan siswa yang baik, diunduh tanggal 12 April 2014 http://alvinburhani.wordpress.com/2012/06/28/koefisien-korelasi-signifikansi-determinasi, diakses pada tanggal 10 September 2014. Husni Rahim. (2001). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Departemen Agama RI. Ismail SM. (2009). Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: RaSAIL Media Group. M. Iqbal Hasan. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Bogor: Ghalia Indonesia Marno & Idris. (2008). Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Martinis Yamin. (2009). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada. M. Ra’uf. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Muchamad Fauzi. (2009) Metode Penelitian Kuantitatif, Semarang; Walisongo Press. Muhibbin Syah. (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Nur Uhbiyati. (2013). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam. Semarang: PT Pustaka Rizki Putra Oemar Hamalik. (2009). Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara. Rahmat Raharjo. (2010). Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Yogyakarta: Magnum Pustaka. Ramayulis. (2010). Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta: Kalam Mulia Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Rohmat Mulyana. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta Sardiman. A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Reneka Citpta. Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Zakiah Daradjat. (2011). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Zubaidi. (2012). Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar